Pelatihan Pensiunpreneur ASDP Menarik ketika bicara tentang pensiun yang tidak akan pernah habis-habisnya karena berhubungan dengan bagaima...
![]() |
Pelatihan Pensiunpreneur ASDP |
Menarik ketika bicara tentang pensiun yang tidak akan pernah habis-habisnya karena berhubungan dengan bagaimana karyawan menghadapi kepastian yaitu pemutusan hubungan kerja alias PHK. Memang tidak bisa dianggap dalam artian negatif karena PHK tersebut bisa jadi karena memang memasuki usia pensiun yang biasanya 55 tahun dan ini menjadi waktu bagi karyawan selesai bekerja di perusahaan tersebut. Alasan lainnya juga bisa saja mengundurkan diri karena alasan yang dimiliki oleh karyawan seperti alasan keluarga, sakit dan lain-lain.
Demikian juga karena perusahaan tersebut tidak bisa melanjutkan usaha mereka karena kondisi ekonomi ataupun miss management yang menyebabkan perusahaan harus selesai dan tidak bisa lanjut lagi beroperasi. Lihat saja kondisi ekonomi saat ini dan pastinya membuat banyak perusahaan yang gulung tikar dan berdampak kepada karyawan itu sendiri yang diminta untuk mengundurkan diri dan pastinya diberikan hak-hak mereka.
Bagi saya, fakta ini semakin terasa saat ini seiring dengan kondisi lingkungan bisnis, khususnya lingkungan eksternal yaitu politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, alam dan hukum yang selalu berubah, tidak pasti, tidak bisa dikontrol dan mengalami turbulensi. Dampaknya yang pasti adalah ancaman bagi bisnis dan akhirnya berdampak juga pada karyawan yang bekerja khususnya bagi nasib mereka untuk lanjut atau tidak.
Fakta menunjukkan bahwa banyak diantara mereka yang tidak siap dengan pemutusan hubungan kerja ini dengan alasan ekonomi yang tidak bisa dipenuhi. Hal ini menjadi pertimbangan utama bagi karyawan yang merasa sedih dan terdampak dari PHK tersebut. Wajar sih kalau melihat mindset yang mereka miliki selama ini memang menjadi karyawan yang secara ekonomi memang aman ketika bekerja. Ada gaji tiap bulan yang diberikan perusahaan kepada mereka. Tentu kalau diperhatikan dengan fasilitas lainnya, semakin membuat ekonominya baik.
Percaya atau tidak, kondisi inilah yang membuat mindset mereka menjadi tumpul dimana karyawan dimanjakan oleh kondisi dan pastinya membuat mereka menjadi sangat ketergantungan kepada pembayaran gaji oleh perusahaan. Tidak ada tantangan bagi karyawan untuk berfikir bagaimana mereka bisa mendapatkan uang lebih selain dari gaji. Memang hal ini tidak terjadi pada semua karyawan, akan tetapi sebagian besar karyawan merasakan kenyamanan dan ketika mau memasuki masa pensiun, kagetlah mereka.
Merasa cukup dengan gaji dan tidak berfikir tentang sumber pendapatan kedua atau bahkan ketiga dan seterusny, menjadi fakta yang membuat karyawan juga tidak mempersiapkan masa pensiun lebih awal. Yang penting mereka sudah nyaman dengan satu sumber yaitu gaji, apalagi mereka terus ikut program karir dan dengan lembur yang dijalankan sehingga insentif dan bahkan bonus membuat mereka semakin nyaman menjadi karyawan.
Padahal sejatinya karyawan sudah memiliki kesadaran akan hal ini tentang masa depan mereka di perusahaan yang tidak akan selamanya. Ada masa dimana mereka akan berpisah dengan karyawan yang diakibatkan oleh berbagai alasan dan pastinya akan berdampak kepada dirinya masing-masing dalam mendapatkan uang untuk keperluan dan kebutuhan serta keinginan mereka. Banyak karyawan yang gagap dengan kondisi ini dan membuat mereka tidak pernah siap menghadapi pensiun,
Konsep suka tidak suka, pensiun itu akan datang, .. hmm mau gimana lagi.. saya tidak siap.. adalah beberapa pernyataan yang disampaikan oleh para karyawan menjelang mereka memasuki masa pensiun. Bahkan banyak yang menyatakan penyesalan ketika mereka memasuki masa pensiun, tetapi tidak pernah mempersiapkan diri sehingga kaget dan membuat ekonomi mereka gagal total. Tidak punya tabungan pensiun, tidak berinvestasi, tidak menyelesaikan hutang dan sebagainya.
Oleh karena itu, bagi karyawan yang bekerja dari berbagai perusahaan sudah harus mempersiapkan diri memasuki masa pensiun. Saya teringat pada konsep Start from the end atau berfikirlah dari akhir dimana mereka memasuki masa pensiun pada usia yang mereka memasuki masa pensiun.
Pertama, memiliki mindset atau pola pikir bahwa bekerja itu ada akhirnya.
Kedua, menetapkan tujuan yaitu financial freedom atau kebebasan finansial yang dimiliki ketika memasuki masa pensiun.
Ketiga, belajar literasi keuangan sejak awal bekerja dan menerapkan money management.
Keempat, khususnya berinvestasi.
Kelima, mengembangkan bisnis bersama pasangan hidup ataupun dengan partner bisnis berbasis IKIGAI dengan menerapkan manajemen sehingga karyawan tetap bisa fokus menjalankan tugas di perusahaan.
Semakin cepat berbisnis, semakin cepat sukses dimasa pensiun dan inilah yang selalu saya sampaikan pada diri sendiri dan juga teman-teman karyawan. Sejatinya, persiapan itu sudah dimulai sejak karyawan memasuki kerja. Banyak juga yang sangat siap ketika mereka sudah memiliki mindset yang benar tentang pensiun serta dibekali dengan literasi keuangan yang baik. Pada akhirnya, mereka sudah memiliki tujuan yang jelas khususnya untuk tujuan keuangan yaitu financial freedom.
Bagi karyawan, hal ini perlu menjadi perhatian agar benar-benar bisa menikmati kehidupan dimasa pensiun dengan baik. jangan sampai gagal dalam kehidupan pensiun. Saya teringat dengan pernyataan teman saya, bekerja 30 tahun dengan menikmati hasil kerja yang bagus, bisa beli rumah, mobil, keperluan sehari-hari, tetapi sengsara dimasa pensiun karena salah persepsi dan keputusan untuk mempersiapkan masa pensiun.