Pelatihan Pensiunpreneur, PT KAI Menarik ketika bicara tentang pensiunpreneur yang sedang menumbuhkembangkan bisnis yang memang sudah dipil...
Pelatihan Pensiunpreneur, PT KAI |
Menarik ketika bicara tentang pensiunpreneur yang sedang menumbuhkembangkan bisnis yang memang sudah dipilih para calon pensiun ketika mereka sudah bekerja lama bahkan ada yang lebih dari tiga puluh tahun untuk menghadapi kekurangan modal kerja, modal investasi ataupun modal operasional dengan cara berhutang pada pihak lain dan salah satunya adalah dengan memanfaatkan pay later yang sudah banyak diketahui orang.
Ketika ada kebutuhan pribadi dan keluarga, sementara keuangan perusahaan juga tidak stabil, membuat pensiunpreneur biasanya tergoda untuk meminjam uang alias berhutang dan salah satu polanya adalah dengan melakukan pembelian dengan model Pay later. Hmmmm.. sebuah konsep yang sebagian besar orang menganggal ini adalah program baru dan tidak ada hubungannya dengan hutang yang biasa dilakukan.
Menurut para ahli dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Paylater adalah layanan transaksi yang memungkinkan pengguna membeli barang atau jasa sekarang dan membayarnya di kemudian hari, seringkali dengan opsi cicilan tanpa kartu kredit, di mana perusahaan penyedia layanan menalangi pembayaran ke merchant terlebih dahulu sebelum pengguna melunasi tagihannya.
Coba kita lihat, model seperti ini sangat mempermudah pensiunpreneur untuk mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan mereka dalam kehidupa sehari-hari. Beli barang sekarang, pembayaran kemudian hari yang kalau dilihat, basic modelnya sama dengan kartu kredit. Kalau dilihat, model ini lebih mudah dari kartu kredit karena kalau kartu kredit, perlu melakukan pendaftaran dulu dengan syarat yang tidak mudah.
Paylater adalah metode "beli sekarang, bayar nanti" (buy now pay later) yang mirip kartu kredit tetapi tanpa kartu fisik. Inilah yang dapat menjadi "penggoda" pensiunpreneur dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka.
Memang Pay later tersebut berfungsi untuk menyediakan fasilitas kredit untuk membeli produk atau layanan secara daring, dengan pengguna kemudian harus membayar tagihan tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Paylater dapat digunakan untuk berbagai transaksi, mulai dari pembelian produk di platform e-commerce hingga pembayaran layanan seperti transportasi, pulsa, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Nah, bagaimana dengan pensiunpreneur? banyak yang tidak menyaradari bahwa pay later itu akan membuat masalah baru dalam kehidupan seorang pensiunan bahwa itu adalah hutang bagi mereka sendiri.
Pertama, mindset tentang pensiun tidak boleh hutang belum dipahami dengan baik sehingga ketika kepepet atau kebutuhan mendesak, akhirnya menggunakan pay later. Padahal itu adalah utang yang yang harus dibayar
Kedua, ada tambahan biaya administrasi
Ketiga, ada tambahan "kelebihan" bagi pengguna
Keempat, ada denda bila telat bayar
Kelima, ada konsekuensi ditagih terus oleh providernya
Hmmm.. nah lho, kejebak lagi dong dengan hutang dimasa pensiun yang pastinya akan berdampak pada diri sendiri. Ingat ngga kalau saya bilang dulu, hutang itu membuat pensiun menjadi stress.. malam tidak bisa tidur, siang malu karena ditagih orang. Lihat saja bagaimana debt collector yang menagih uang kepada orang yang berhutang. Debt collector tidak salah dalam konteks mereka menagih kepada yang berhutang.
Disinilah tantangan terbesar bagi pensiun ketika mereka butuh, tidak ada uang, tetapi ada opsi dimana perusahaan penyedia uang yang ditampilkan dalam bentuk pay later hadir. Maka, komitmen untuk tidak berhutang menjadi hilang dan terjebak dengan hutang tersebut. Disinilah pentinya pensiun memiliki FINANCIAL LITERACY yang baik dan dimanfaatkan dalam pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga.