Pensiunpreneur, Siapa Takut? Ada yang menarik ketika banyak orang yang bertanya kepada saya, "Pa Mer, kenapa bapak lebih fokus pada kar...
![]() |
Pensiunpreneur, Siapa Takut? |
Ada yang menarik ketika banyak orang yang bertanya kepada saya, "Pa Mer, kenapa bapak lebih fokus pada karyawan membahas tentang pensiun khususnya pensiunpreneur dan berbasis pada money management, bukannya mereka masih awal masuk kerja tetapi sudah diarahkan untuk menjadi seorang pensiunan dari perusahaan" itulah pertanyaan yang disampaikan kepada saya dan membuat saya terdiam dengan pertanyaan tersebut.
Pertanyaan yang bagi saya sangat menarik karena memang saya sedang menjalankan satu project bagaimaan membuat kesadaran bagi karyawan tentang bagaimana mereka mulai sadar untuk mengelola uang yang mereka dapatkan sejak bekerja dan akan bermanfaat bagi mereka ketika memasuki masa pensiun. Hal ini berangkat dari pengalaman saya sejak tahun 2012 menemukan banyak karyawan yang bermasalah dengan keuangan keluarga mereka ketika memasuki masa pensiun.
Disinilah saya mulai menyimpulkan bahwa banyak calon pensiunan yang hidupnya senang selama 25 sampai 30 tahun bekerja sebagai karyawan, tetapi tidak happy dimasa pensiun dengan rata-rata masa kehidupan mereka selama 20 tahun. Sangat disayangkan ketika karyawan tersebut mendapatkan kehidupan yang sangat drastis perubahannya dan membuat mereka hidup sengsara bersama keluarga mereka.
Percaya ngga kalau mereka masih sangat membutuhkan uang untuk keperluan hidup sehari-hari sementara pendapatan hilang kurang lebih 80% dari status bekerja sebagai karyawan. Belum lagi kebutuhan untuk biaya sekolah dan bahkan kuliah anak-anak mereka. Nah, kebutuhan uang juga untuk pernikahan anak mereka yang masih memerlukan biaya sesuai dengan budaya masing-masing yang dianut oleh karyawan.
Sudah kebayang dong, beban hidup yang tidak berkurang, akan tetapi semakin bertambah bagi setiap karyawan apalagi dimasa pensiun yang pasti akan mereka lalui. Pilihan cuma dua, akan bahagia dimasa pensiun atau malah sedih dan sengsara dimasa pensiun?
Tentu banyak yang memilih untuk bahagia dimasa pensiun karena itu hakekat manusia untuk bisa hidup bahagia dan mendapatkan nilai diakhir hidup mereka dengan bisa fokus beribadah karena secara ekonomi mereka sudah baik. Akan tetapi, kenyataannya adalah banyak yang tidak sadar memilih untuk jadi sengsara karena tidak mempersiapkan keuangan dengan baik untuk masa pensiun. Konsep ini sangat nyata karena mereka tidak melakukan money management sejak awal bekerja.
Bisa dibayangkan kerja selama 25 - 30 tahun, tetapi tidak ada gaji yang dialokasikan untuk dana darurat, tabungan pendidikan anak, tabungan ibadah dan lain-lain. Apalagi uang yang digunakan untuk investasi pada diri sendiri, aset dan akhirat. Kenapa ini terjadi? karena tidak pernah memikirkan untuk hidup nyaman dimasa pensiun dan juga tidak punya cukup ilmu untuk melakukan money management selama berstatus karyawan.
Inilah yang menjadi latar belakang saya menjalankan project ini karena sedih sekali melihat karyawan yang memasuki masa pensiun dengan kondisi ekonomi yang tidak baik-baik saja dan bahkan masih memiliki hutang ketika akan memasuki masa pensiun.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh karyawan untuk bisa suskes dimasa pensiun adalah pertama, memiliki mindset yang fokus untuk financial freedom selama menjadi karyawan itu sendiri. Jadi, dimasa pensiun, bisas fokus menikmati hidup dengan memanfaatkan hasil dari investasi ataupun passive income dari apa yang sudah dilakukan selama menjadi karyawan. Bahkan karyawan benar-benar menikmati hidup mereka dimasa pensiun,.
Berbagai kegiatan yang terhalang ketika bekerja, bisa dilakukan seperti bermain sama anak, jalan-jalan bersama keluarga sampai dengan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT karena selama ini banyak terlewat dan bahkan terlambat dikerjakan karena kesibukan tugas yang tidak bisa ditinggal oleh para karyawan. Inilah yang menjadi kehidupan mereka ketika memasuki masa pensiun dan akan menjadi cita-cita setiap karyawan.
Kedua, mulai memiliki mindset orang kaya dalam kelola uang yaitu sebagian uang yang didapat dari gaji untuk investasi pada diri sendiri berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional, kesehatan dan uang sendiri. Mindset ini akan menjadi fondasi bagi setiap karyawan karena akan membuat diri mereka berjuang dalam mencapai tujuan yaitu financial freedom dalam hidup ini. Tidak boleh kendor untuk mencapai tujuan tersebut. Status karyawan ini adalah jalan untuk mencapainya.
Ketiga adalah mulai menerapkan money management dalam diri meskipun sebagai seorang karyawan yang pastinya memiliki kesibukan yang tidak sedikit. Money management berhubungan dengan bagaimana seorang karyawan mampu menyusun perencanaan untuk pengelolaan keuangan dengan analisis lingkungan internal dan eksternal mereka untuk menentukan posisi diri mereka dalam hal pasar keuangan. Artinya, dengan swot analysis akan diketahui posisi setiap karyawan dalam pengelolaan keuangan.
Money management berhubungan dengan bagaimana menetapkan visi dan misi serta tujuan dan strategi pengelolaan keuangan bagi karyawan. Dalam hal ini, tentu visi menjadi karyawan yang dapat mencapai financial freedom dalam keuangan diri dan keluarga mereka. Selanjutnya, misi untuk mendapatkan kehidupan yang baik bagi diri dan keluarga. Strategi nya yaitu kolaborasi dan inovasi dalam pengelolaan keuangan pribadi.
Selanjutnya, masuklah pada hal yang sangat penting yaitu bagaimana menjalankan rencana dengan optimasi pendapatan yang tidak hanya dari satu sumber saja. Artinya karyawan harus benar-benar mencari peluang untuk meningkatkan pendapatan diri mereka. Bisa melalui lembur ataupun menjalankan bisnis sampingan.
Hal lainnya adalah melunasi hutang yang sudah dimiliki oleh para karyawan. Hutang ini berhubungan dengan kewajiban yang harus dibayar dan diikuti oleh bunga yang harus dibayar. Usahakan hutang ini lunas yaa dan jangan berhutang lagi. Ingat, jangan pernah berhutang lagi agar hidupnya tenang dengan apa yang sudah dimiliki.
Untuk pengeluaran, dihemat-hemat yaa karena berhubungan dengan uang yang harus dikeluarkan oleh para karyawan. fokus ke kebutuhan dan bukannya keinginan karena ini akan membuat karyawan boncoss dalam keuangan. Ketika mau beli sesuatu, tanyakan dulu itu kebutuhan atau keinginan karena berhubungan dengan bagaimana fokus kekbutuhan yang harus dipenuhi. Atau konsep 10 kali dimana kalau mau beli sesuatu keinginan, pastikan ada uang 10 kli lipat sehingga dapat tenang membelinya dan juga menjaganya khususnya untuk service.
Untuk dana darurat, fokus kan untuk menuyimpan uang yaa.. minimal 10 juta karena ini penting untuk keperluan karyawan itu sendiri ketika aa kebutuhan mendesak. Selanjutnya, jadikan 6 - 12 kali kebutuhan bulanan dari setiap karyawan yang harus dipisahkan uangnya agar tidak bisa terpakai lagi oleh kebutuhan yang seringkali menggoda untuk dipenuhi. Tentu hal ini jangan terjadi lagi pada diri setiap karyawan.
Nah, paksakan diri untuk menabung dengan memisahkan uang dengan tujuan tertentu tetapi tidak ada peningkatan pendapatan secara signifikan dari tabungan tersebut. tabungan pendidikan anak perlu dipersiapkan mulai dari SD - kuliah di perguruan tinggi yang dapat membuat karyawan tenang dengan kondisi tersebut sampai anak-anak mereka kuliah.
Tabungan ibadah juga dipersiapkan yaa karena inilah hakekat karyawan dalam bekerjakarena perlu meningkatkan ibadah mereka dimasa tua. Demikian juga tabungan untuk beli rumah, beli kendaraan dan lain-lain. Dan jangan lupa pula tabungan untuk jalan-jalan yaa karena itu lah salah satu cara menghargai diri sendiri.
Terakhir adalah mulai berinvestasi pada diri, aset dan juga akhirat. Penting bagi karyawan untuk bisa memutarkan uang mereka agar bisa menghasilkan uang dari passive income mereka. Nah, bagi karyawan yang pada akhirnya menjadi pensiunan, yuk, persiapkan diri untuk bisa melewati ini semua dan mendapatkan kebahagian dimasa pensiun.