Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka secara tidak sadar memilih untuk menjadi orang miskin dan itu berdampak luar biasa pada kehid...
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka secara tidak sadar memilih untuk menjadi orang miskin dan itu berdampak luar biasa pada kehidupan mereka, baik sebagai seorang karyawan apalagi seorang entrepreneur serta pensiunpreneur. Khusus bagi founder bisnis, jangan sampai mereka gagal secara ekonomi alias miskin dalam kehidupan ini karena tanggungjawab mereka sangat banyak dan tidak bisa diabaikan.
Banyak founder bisnis yang saya temui dengan kondisi ekonomi yang tidak aman alias miskin. Padahal, tujuan mereka berbisnis itu adalah untuk membuat ekonomi mereka stabil dan mencapai financial freedom. Lalu, bagaimana kalau dalam keadaan miskin? Apa saja yang akan terasa bagi para founder bisnis ketika mereka berada dalam keadaan miskin?
Banyak hal yang tidak dapat diungkapkan oleh para founder bisnis karena bisa jadi berhubungan dengan bagaimana rasa yang mereka miliki tersebut berhubungan dengan aspek psikis yang harus mereka rasakan dari kondisi miskin. Disatu sisi, mereka dianggap oleh banyak orang sudah memiliki bisnis dan pasti mendapatkan gaji serta laba yang besar sehingga dapat membeli apapun yang mereka inginkan dengan mudah. Jalan-jalan bersama keluarga, makan direstoran setiap akhir pekan, liburan dan bahkan gonta ganti mobil.
Bagaimana kenyataannya? sungguh bertolak belakang. Kebanyakan founder bisnis gagal kelola uang pribadi dan keluarganya dan membuat mereka tidak bisa menikmati apa yang dibayangkan oleh banyak orang tersebut. Tidak bisa jalan-jalan karena memang tidak punya uang buat jalan-jalan. Uangnya terpakai untuk keperluan sehari-hari anak khusunya untuk uang sekolah, beli baju sekolah dan lain-lain yang memang dibutuhkan oleh founder bisnis.
Berikut adalah beberapa pain gain alias rasa yang tidak enak dirasakan oleh para founder bisnis yang gagal mencapai financial freedom
Pertama, tidak punya dana darurat. Ini menjadi sangat menyakitkan karena founder bisnis tidak punya dana darurat. Tahu kan angkanya minimal 10 juta dan ditambah dengan 6 - 12 kali kebutuhan bulanan. Kalau kebutuhan bulanan mereka 5 juta, maka minimal harus ada 60 juta di rekening dengan fungsi dana darurat.
Kedua, tidak bisa punya tabungan. Parah banget deh seorang founder bisnis tidak punya tabungan untuk pendidikan anak, tabungan ibadah, tabungan untuk beli rumah ataupun perbaikan rumah dan tabungan lainnya. Parah banget. Dapat dibayangkan bagaimana founder bisnis akan bisa mengelola kehidupan dengan tidak punya tabungan tersebut.
Ketiga, hidup dengan hutang. Parah banget deh kalau seorang founder bisnis hidup dengan hutang dan bahkan menjadi siklus setan dimana mereka tidak bisa lepas dari hutang itu sendiri. Hutang untuk keperluan makan, beli alat-alat rumah tangga dan lain-lain, Kartu kredit, pinjol dan bahkan pay later menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan bulanan. sangat disayangkan kalau para founder bisnis terjebak dengan hutang.
Keempat, tidak bisa membahagiakan orang tua. Sakit banget rasanya ketika seorang founder bisnis tidak membahagiakan orang tuanya dengan kunjungan rutin ke kepada orang tua atau juga membuat orang tua bisa naik haji atau umroh. Pasti kecewa sekali dan merasakan bahwa tidak ada gunanya menjadi seorang founder bisnis. Pasti sakit dan sedih sekali yaa.
Kelimat, kebutuhan saja masih kurang. waduh, kok bisa yaa.. seorang founder bisnis dengan keuangan yang ada, tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri. Uang untuk makan, biasa sekolah anak, bayar listrik, air, telpon dan lain-lain. Akibatnya? Pakai dulu uang usaha dan membuat cashflow perusahaan menjadi terganggu.
Bisa dibayangkan sakitnya yang dirasakan oleh para founder bisnis yang gagal mencapai financial freedom alias miskin. Mentalnya pasti kena banget dan membuat mereka tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Akibatnya? Jelas sekali bagaimana kreativitas dan inovasi mereka yang akan mati dan tidak bisa mendapatkan ide untuk mengembangkan bisnis mereka tersebut.
Hal ini sangat saya rasakan ketika mendaptakan musibah dimana kondisi ekonomi pribadi dan keluarga hancur dan membuat usaha juga terkena imbasnya. Boro-boro berfikir kreatif dan inovatif untuk bisnis, berfikir untuk diri saja sangat berat dan selalu was-was dengan kondisi yang dihadapi karena banyak sekali yang harus dibayar dan bahkan tidak bisa membantu orang tua ketika mereka membutuhkan bantuan dari saya.
Demikianlah pain gain dari kondisi seorang founder bisnis yang tidak bisa mencapai financial freedom alias miskin.

