Menarik ketika saya berdiskusi dengan banyak founder bisnis yang sudah menjalankan dan mengembangkan bisnis tentang dana darurat yang mereka...
Percaya atau tidak, banyak yang gagap menghadapi kondisi tersebut sehingga mereka tidak siap menghadapi kondisi darurat tersebut dan akibatnya, mereka harus membuat keputusan keuangan dengan beberapa langkah yang blunder bagi diri dan bahkan bisnis mereka masing-masing. Yang paling utama bahkan membuat mereka tidak bisa fokus dalam menjalankan bisnis dikarenakan terganggu dengan ketidaksiapan dana.
Beberapa hal yang mereka lakukan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang bersifat darurat tersebut adalah
Pertama, menggunakan uang bisnis. Founder bisnis akan menggunakan uang bisnis untuk keperluan darurat sehingga dapat menyelesaikan masalah. Ini adalah logika dasar yang benar-benar dilakukan banyak founder bisnis. Kenapa demikian? karena ini adalah keputusan paling cepat bisa diambil dan menyelesaikan masalah. Tapi, percaya atau tidak? ini akan berdampak kepada jalannya bisnis itu sendiri.
Kedua, menggunakan hutang. Langkah lainnya yang dilakukan oleh founder bisnis adalah berhutang dengan memanfaatkan pinjaman online ataupun pay later. Cara lainnya? bisa menggunakan kartu kredit ataupun ke berbagai lembaga keuangan perbankan ataupun non perbankan.
Ketiga, menjual aset bisnis. Inilah yang paling beresiko bagi para founder bisnis yaitu bagaimana aset perusahaan harus dijual. Teringat ketika seorang founder bisnis harus menjual aset usaha dan dampaknya sangat fatal karena ini membuat usaha itu sendiri terganggu.
Bisa dibayangkan bagaimana seorang founder bisnis melakukan ketiga hal tersebut? Tentu akan berdampak pada diri mereka sendiri, keluaarga, bisnis dan bahkan dengan ekosistem bisnis yang mereka miliki.
Oleh karena itu, sejatinya seorang founder bisnis mulai memperhatikan dan bahkan mempersiapkan terlebih dahulu dana darurat dalam ekonomi diri dan keluarga mereka. Dana darurat sebelum menjalankan bisnis menjadi sebuah kewajiban dengan tujuan dapat mengamankan keuangan diri dan keluarga ketika menjalankan bisnis.
Pertama, siapkan 10 juta di rekening terpisah yang digunakan untuk dana darurat. Awali dana darurat minimal 10 juta sebagai dana darurat dari seorang founder bisnis. 10 juta dirasakan cukup sebagai dana darurat yang memang harus ada dan dapat membantu setiap founder bisnis menghadapi masalah keuangan yang bersifat mendesak. Simpanlah uang ini di rekening yang mudah dicairkan sewaktu-waktu.
Kedua, siapkan enam sampai 12 kali kebutuhan bulanan. Target yang harus dipenuhi oleh founder bisnis dalam dana darurat adalah enam sampai dua belas kali kebutuhan bulanan. Misalkan kebutuhan tiap bulan adalah 10 juta, maka founder bisnis mengumpulkan dana darurat 60 juta sampai 120 juta sehingga dapat menjadi cadangan founder bisnis menghadapi hal-hal yang bersifat mendesak.
Ketiga, bisa digunakan untuk dana darurat dan ketika terpakai, maka dipenuhi kembali dana darurat tersebut. Ini penting untuk menjaga ketersediaan dana darurat untuk pribadi dan keluarga para founder bisnis. Jangan sampai dana darurat yang sudah terpakai tidak dikembalikan ke jumlah awal sehingga membuat founder bisnis bermasalah lagi. Dalam literasi keuangan, minimal 10% dari total pendapatan setiap bulan dialokasikan untuk menutup kekurangan dana darurat tersebut.
Inilah yang harus dilakukan oleh para founder bisnis dalam memulai, menjalankan sampai dengan mengembangkan bisnis mereka masing-masing. Dengan adanya dana darurat, founder bisnis dapat membuat keputusan bisnis dengan baik karena tidak bermasalah dengan keuangan pribadi dan keluarga dimana mereka membutuhkan dana darurat.
Oleh karena itu, mulailah seorang founder bisnis untuk berfikir ulang tentang financial literacy dan salah satunya fokus untuk dana darurat yang dibutuhkan setiap founder bisnis agar bisa menjalankan dan mengembangkan bisnis dengan baik.

