Jam Gadang, Bukittinggi Tidak dapat banyak yang saya ungkapkan ketika bertemu dengan para entrepreneur yang sudah menjankan bisnis. Penting ...
![]() |
| Jam Gadang, Bukittinggi |
Tidak dapat banyak yang saya ungkapkan ketika bertemu dengan para entrepreneur yang sudah menjankan bisnis. Penting bagi para entrepeneur alias founder bisnis untuk mulai menetapkan diri mereka masing-masing menjadi ahli strategi alias menjadi seorang strategist untuk bisnis mereka masing-masing. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini adalah fakta yang tidak bisa ditolak dimana para founder bisnis itu tidak menyadari mereka belum bisa menjadi strategist.
Mau bukti? banyak founder bisnis yang benar-benar belum menjadi strategist itu sendiri dan membuat keputusan strategis yang tidak tepat. Blunder sekali keputusan yang mereka buat dan membuat banyak bisnis mereka gagal dan tidak bisa memiliki daya saing sehingga mereka tidak dapat membuat bisnis itu berkinerja baik dan mencapai target yang sudah ditetapkan oleh pemegang saham yang notabene adalah founder bisnis itu sendiri.
Hal ini tidak hanya pada founder bisnis dengan skala bisnis mikro atau kecil saja, tetapi juga pada bisnis dengan skala menengah dan besar. Lihat aja banyak perusahaan yang gagal dengan bisnis mereka karena tidak memiliki kemampuan menjadi seorang ahli strategi tersebut. Kenapa mereka tidak bisa menjadi strategist?
Pertama, karena mereka tidak memahami hakekat bisnis dengan konteks lingkungan bisnis yang bersifat VUCA.
Kedua, karena mereka tidak memahami konsep strategic thinking dengan baik. Kelemahan menjadi seorang pemikir strategis belum bisa mereka capai dengan baik. Hal ini memang banyak terjadi karena jarang sekali founder bisnis yang berfikir stratejik.
Ketiga, karena mereka tidak memahami bagaimana membuat keputusan strategis untuk perusahaan para founders .
Keempat, karena mereka tidak bisa memahami proses manajemen stratejik dengan baik karena memang tidak pernah belajar.
Kelima, karena mereka tidak memiliki instink tentang manajemen stratejik. Konteksnya adalah mereka tidak terbiasa berfikir stratejik sehingga tidak pernah bisa berfikir stratejik.
Nah, sejatinya seorang founder bisnis menyadari kelemahan tersebut dan melakukan perbaikan untuk diri mereka dalam berfikir stratejik tersebut. Kesadaran ini akan membuat founder bisnis untuk pengembang kemampuan berfikir stratejik tersebut. Nah, bagaimana sekarang untuk bisa meningkatkan kemampuan berfikir stratejik alias menjadi strategist?
Untuk itu, founder perlu memahami konsep bisnis dan lingkungan bisnis dengan baik. Lingkungan internal dan eksternal akan selalu berubah, tidak pasti, tidak bisa dikontrol dan mengalami turbulensi. Pemahaman yang baik terhadap konsep bisnis dan lingkungan bisnis akan bisa meningkatkan konsep strategist itu sendiri. Banyak founder bisnis yang tidak pernah belajar tentang bisnis dan lingkungan bisnis.
Ketika founder bisnis sudah memahami bisnis dan lingkungan bisnis, perlu belajar thinking ability dengan konsep strategic thinking. Pembelajaran akan hal ini menjadi penting bagi setiap founder bisnis. Inilah dasar untuk menjadi strategis itu sendiri sehingga dengan ini dapat membuat founder bisnis memiliki dasar.
Strategic thinking yang sudah dikuasai akan ditambah dengan pemahaman tentang strategic management process dimulai dari analisis lingkungan internal dan eksternal, lalu merumuskan strategi serta menjalankan strategi yang terdiri dari program keuangan, pemasaran, operasi dan sumber daya manusia serta terakhir adalah bagaimana evaluasi atas strategi yang sudah ditetapkan oleh founder bisnis itu sendiri. Pemahaman atas proses manajemen strategi akan menjadi peningkatan kualitas keputusan strategi para founder.
Nah, tinggal bagaimana mereka melakukan itu berulang kali dan akan terus menerus. Hal ini akan membuat jadi sebuah kebiasaan baru bagi founder bisnis sehingga menjadi ahli bisnis dalam konteks manajemen stratejik. Inilah yang menjadi hakekat seorang founder bisnis menjadi strategist dalam bisnis mereka masing-masing.

