Rumah BUMN Cirebon Ketika founder berharap besar kepada karyawan untuk bisa berfikir stratejik karena inilah yang sejatinya dapat membantu ...
Rumah BUMN Cirebon |
Ketika founder berharap besar kepada karyawan untuk bisa berfikir stratejik karena inilah yang sejatinya dapat membantu founder untuk shifting dari start up ke corporate entrepreneurship, konsistensi berfikir karyawan dalam konteks OBJECTIVES, MEASUREMENT, TARGET dan INITIATIVES (OMTI) menjadi penting untuk dipahami dengan baik. Konsistensi berfikir dengan kerangka berfikir yang berawal dari tujuan, ukuran, target dan program yang dibuat.
Apa dampaknya bagi kemampuan berfikir karyawan? Jelas ini akan bisa membuat karyawan berfikir lebih stratejik dengan kerangka berfikir OMTI. Ketika karyawan diajak untuk berfikir mulai dari tujuan, tentu inilah yang menjadi capaian setiap karyawan. mereka dituntut mampu memahami tujuan yang hendak dicapai. Konsep berfikir dari akhir, atau start from the end memang akan dapat mengarahkan karyawan untuk bisa fokus pada apa yang hendak dicapai.
Capaian tersebut akan dihubungkan dengan fungsi masing-masing, baik keuangan, pemasaran, operasi, sumber daya manusia dimana karyawan tersebut berada dan menjadi kunci untuk mereka bekerja. Tidak ada lagi berfikir kemana-mana dan "dipaksa" untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh founder dan manajemen. Pembatasan berfikir pada tujuan akan membuat karyawan berfikir untuk fokus dan disiplin pada hal yang hendak dicapai.
Karyawan juga perlu memahami ukuran (measurement) yang hendak dicapai atas tujuan yang sudah ditetapkan. ukuran merupakan operasionalisasi atas tujuan yang sudah ditetapkan. Tujuan meningkatkan penjualan memerlukan ukuran berupa jumlah barang yang terjual. Inilah yang dapat membantu karyawan berfikir stratejik dimana mereka bisa menurunkan tujuan pada beberapa ukuran yang relevan dengan tujuan tersebut.
Fokus karyawan berfikir berdasarkan ukuran yang ditetapkan dalam setiap tujuan yang hendak dicapai. Ukuran inilah yang akan membantu karyawan untuk berfikir dengan baik dan akhirnya dapat berfikir stratejik dalam kerangka kualitas berfikir mereka yang memang diharapkan pada pencapaian tujuan dengan dasar ukuran-ukuran yang ditetapkan.
Ukuran yang sudah ditetapkan oleh manajemen dan founder, dilanjutkan dengan penetapan target. Target ini tentu sudah ditetapkan oleh manajemen dan basisnya berdasarkan analisis yang kuat atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak juga yang salah dalam menetapkan target tersebut. Target penjualan yang ditetapkan adalah 1000 pcs buku yang harus terjual, misalnya. Ini akan membantu karyawan untuk berfikir.
Target ini penting sekali dipahami oleh setiap karyawan dalam kerangka mereka berfikir stratejik. Inilah yang harus dicapai dalam menjalankan fungsi mereka. Target yang harus dicapai dan menjadi fokus mereka bekerja.
Barulah yang selanjutnya adalah initiative atau program-program apa yang dibuat untuk bisa mencapai tujuan dan target yang sudah ditetapkan. Founder menjelaskan dengan detail kepada karyawan bagaimana mencapainya. Program pemasaran mulai dari Segmentasi pasar, target pasar, positioning sampai dengan bauran pemasaran, selling, service, CRM dan lain-lain.
Inilah yang bisa membantu pengembangan kemampuan berfikir stratejik karyawan dalam rangka perusahaan melakukan shifting dari start up ke corporate entrepreneurship. Sejatinya, karyawan dapat menjadi aset perusahaan dengan kemampuan berfikir stratejik.