Rumah BUMN Cirebon Inilah yang menjadi perhatian setiap entrepreneur dan/atau founder setiap perusahaan yaitu bagaimana mereka juga pasti m...
Rumah BUMN Cirebon |
Inilah yang menjadi perhatian setiap entrepreneur dan/atau founder setiap perusahaan yaitu bagaimana mereka juga pasti memilih strategi dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis tersebut. Strategi yang digunakan ketika diawal memulai bisnis sampai dengan menumbuhkembangkan bisnis. Disinilah tuntutan seorang founder untuk bisa memiliki kompetensi KNOWING HOW TO COMPETE atau mengetahui cara memenangkan persaingan.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa bisnis yang dijalankan oleh setiap founder akan menghadapi persaingan dari usaha yang menghasilkan produk yang sama dan menyasar pasar yang sama. Itu sudah pasti akan dihadapi oleh setiap founder dan sejatinya mereka harus bisa memenangkan persaingan yang sudah ada ataupun akan pesaing yang akan datang. Jadi, ini adalah hukum bisnis yang pasti akan selalu dihadapi oleh setiap founder.
Strategi yang umumnya dilakukan oleh para founder diawal bisnis dan juga mengembangkan bisnis adalah inovasi karena inilah yang menjadi kunci untuk bisa bertahan dalam bisnis diawal tersebut. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa dengan pilihan strategi inovasi, maka founder dapat membuat differensiasi dibanding pesaing, khususnya inovasi produk yang selalu dapat dilihat dan dibutuhkan oleh konsumen dibanding kompetitor.
Selanjutnya, setelah mereka berinovasi, tentu dengan segala keterbatasan yang dimiliki, mereka dituntut untuk bisa melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik kolaborasi dengan pesaing, kolaborasi dengan pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media dalam model pentahelix untuk bisa memanfaatkan social capital yang sangat dibutuhkan oleh founder berupa fasilitas, ilmu, keterampilan dan sebagainya.
Dengan strategi inovasi dan kolaborasi ini, seorang founder dapat melewati berbagai persaingan yang ada di dalam bisnis tersebut dan sejatinya ini lah yang perlu dibagikan kepada karyawan untuk bisa membantu mereka untuk bisa berfikir stratejik dalam kerangka mendorong perusahaan untuk bisa shifting dari start up ke corporate entrepreneurship.
Ingat, karyawan pun perlu berfikir stratejik agar bisa melihat bisnis ini dalam jangka panjang, berbasis kepada lingkungan internal dan lingkungan eksternal untuk mendapatkan posisi dipasar dan menetapkan piihan strategi agar mencapai sustainable competitive advantage atau keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Karyawan perlu memiliki kemampuan berfikir stratejik saat ini dan membantu founder untuk mengembangkan daya saing perusahaan.
Dengan menejlaskan strategi yang sudah dipilih dan dijalankan oleh founder, maka karyawan akan dapat memahami konteks bisnis secara stratejik dan ini akan memberikan pemahaman baru kepada karyawan bagaimana strategi inovasi dan kolaborasi yang digunakan oleh founder. Hal ini akan memperluas pemahaman karyawan atas konteks strateginya perusahaan dalam memenangkan persaingan.
Kemudian, karyawan juga akan memahami bagaimana founder memilih strategi tersebut, dan bagaimana hasil yang sudah dicapai oleh perusahaan sampai saat ini. Hal ini menjadi penting untuk mendorong berfikir stratejik mereka.
Yang tidak kalah penting, lakukan diskusi dengan mereka agar mereka memahami secara mendalam strategi tersebut. Apa itu inovasi dan kolaborasi, kenapa pilihan strategi itu diambil, kapan strategi itu diambil, siapa yang menetapkan strategi, siapa target nya sampai dengan bagaimana menjalankan strategi tersebut.
Dengan adanya mentoring, coaching, maka karyawan akan semakin memahami strategi perusahaan dan dalam proses ini, akan ada transfer pengetahuan dan pengalaman akan pilihan strategi yang diambil dan dipilih oleh founder dalam memulai dan menjalankan perusahaan untuk bisa mencapai SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE atau keunggulan bersaing yang berkelanjutan.