Diskriminasi terhadap perempuan masih kerp kali terjadi, dimana kebanyakan masyarakat masih kurang percaya jika sebuah bisnis dikerja...
Diskriminasi terhadap perempuan masih
kerp kali terjadi, dimana kebanyakan masyarakat masih kurang percaya jika
sebuah bisnis dikerjakan oleh kaum perempuan. Hal itu terjadi terutama jika
bisnis yang digelutinya merupakan bisnis yang terbilang maskulin seperti bisnis
di bidang tehnik. Tapi menurut Masrura Ramidjal, ketua IWAPI (Ikatan Wanita
Pengusaha Indoneia) hal itu kian hari kian menipis dengan terbentuknya banyak
komunitas bisnis yang didalamnya berisikan para wanita.
“Dengan adanya komunitas yang khusus
mewadahi para perepmpuan perempuan pengusaha, tentunya akan menjadi hal yang
positif bagi perkembangan ekonomi bangsa,” kata Masrura saat talk show di Radio
k Lite 107,1 Bandung FM dalam program Belbiz.
Menurut Meriza Hendri pakar Entrepreneur
dengan adanya komunitas yang mewadahi khusus perempuan, maka kesempatam kaum
perempuan untuk naik kelas sangat besar. “Dengan begitu tingkat perekonomian
masyarakat akan tumbuh dan berkembang,” kata Meriza.
Meski sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan kamu pria, namun para perempuan pebisnis lebih banyak menggunakan emosi
dalam menjalankanya daripada menggunakan logika. Tentunya di satu sisi hal ini
merupakan keuntungan sekaligus kerugian besar jika tidak mengelola emosi dengan
baik.
Kunto Aji yang merupakan praktisi
perbankan membenarkan hal tersebut, menurutnya sangat sedikit sekali kredit
macet yang di alami para wanita. “Jika dilihat dari data yang ada hanya
terdapat 10% saja kredit macet jiak dilihat berdasarkan jenis kelamin, hal ini
membuktikan bahwa wanita lebih banyak menggunakan emosinya dalam berprilaku,
seperti rasa malu saat berhutang dan sebagainya,” kata Kunto.
IWAPI yang merupakan komunitas perempuan
pengusaha ini telah berdiri sejak tahun 1975, dimana tentunya IWAPI ini telah matang
dalam berorganisasi dibuktikan dengan programnya yang banyak sekali memberikan
pengaruh terhadap perkembangan bisnis bagi para anggotanya.