IWAPI didirikan pada tahun 1975 oleh dua bersaudara: Prof. Kemala Motik dan Dr. Dewi Motik PMSI, putri BR. Motik adalah pengusaha terkemu...
IWAPI didirikan pada tahun 1975 oleh dua bersaudara: Prof. Kemala Motik dan Dr. Dewi Motik PMSI, putri BR. Motik adalah pengusaha terkemuka dari Palembang, Sumatera Selatan.
Dua saudara belajar bagaimana wanita memainkan peran penting dalam membantu ekonomi keluarga mereka. Setelah itu, pada mereka tumbuh bisnis mereka dari usaha kecil dan lokal menjadi entitas besar, sehingga mereka bisa membantu mengembangkan perekonomian negara. Idenya tidak berhenti membangun asosiasi pengusaha tetapi mereka juga membangun lembaga pendanaan untuk membantu para pengusaha wanita membiayai bisnis mereka.
Dimulai dengan hanya sejumlah perempuan, hari ini IWAPI memiliki lebih dari 30.000 pengusaha wanita yang terdiri dari 85 % Usaha kecil dan Mikro, 13% Usaha Menengah dan 2% Usaha Skala Besar.IWAPI satu-satunya yang sah adalah organisasi IWAPI pimpinan Ibu Ir. Dyah Anita Prihapsari, MBA / Ibu Ir. Nita Yudi, MBA., berdasarkan hasil Putusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia No.1556K/PDT/2013 tanggal 9 Desember 2013 dan berdasarkan hasil MUNAS VIII – IWAPI pada tanggal 16 – 17 September 2015 di Discovery Hotel Ancol – Jakarta, yang di hadiri ± 1500 peserta dari 32 Provinsi dari seluruh Indonesia telah terpilih kembali Ibu Ir. Nita Yudi, MBA sebagai Ketua Umum untuk periode 2015 – 2020.
Pada tanggal 8 Februari 2018, IWAPI DPD Jabar mengadakan Rakerda ke 26 yang di hadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal, dan Kepala Dinas KUK Dudi Sudrajar Abdurachim. Hadir pula ketua DPP IWAPI Dian Ani Trihapsari, dan ketua Sinergi ABCGM Jabar Meriza Hendri.
Rakerda tersebut diselengarakan di Convention Center Harris Hotel Bandung, dimana tidak hanya rapat kerja saja, namun ada gelar produk binaan dari IWAPI Jabar. Setelah acara pembukaan yang di buka oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, acara dilanjut dengan talkshow bisnis yang di isi oleh Kepala Dinas KUK Dudi Sudrajat Abdurachim dan Ketua Sinergi ABCGM Meriza Hendri. Dengan tema Meningkatkan Daya Saing Wanita Pengusaha Jawa Barat Menuju Pasar Global dengan Teknologi Digital.
Ketua DPD IWAPI Jabar Marura Ramidjal mengatakan bahwa peluang di tahun 2018 ini sangat besar. “Pada tahun 2018 dan tahun 2019 ini merupakan tahun politik dimana tentunya banyak sekali perubahan yang akan terjadi, di saat ada tantangan di sana ada peluang , dan tentunya para perempuan harus tetap Optimis dalam menhadapinya,” kata Masrura.
Masrura menambahkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia, “sebagain besar pengusaha mikro kecil dan menengah merupakan perempuan, kredit dengan nilai NPL terendah menurut beberapa bank di pegang oleh perempuan,” papar Masrura.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan bahwa peran perempuan dalam peningkatan perekonomian masyarakat memang sangat penting. Aher sapaan akrab Gubenur Jawa Barat menuturkan, “bahkan menurut beberapa survey hampir 90 % hasil usaha yang dimiliki oleh perempuan kembali ke keluarga dan tentunya hal itu membuat keluarga semakin sejahtra,” tutur Aher.
Bahkan Aher bercerita tentang sebuah koperasi di sebuah daerah di Jawa Barat, dimana anggotanya semua perempuan, “menurut data yang ada tidak ada kredit macet yang di lakukan oleh perempuan di koperasi tersebut,” Kata Aher.
Aher mengatakan bahwa perempuan den laki laki jelas memiiki perbedaan dalam berkarya, “perepmuan itu lebih tekun dan rajin berbeda dengan pria yang kurang tekun dan rajin, perbedaanya adalah lelaku bisa melompat jauh, namun perempuan tidak terlalu berani melompat jauh,” kata Aher
Meski begitu perempuan memiliki tugas penting yang sangat mulia yang mereka empan, “ tugas mulia tersebut adalah tugas melahirkan generasi generasi penerus hebat berikutnya yang bisa membangun perekonomian,”sambung Aher.
Aherpun sempat melontatrkan candaanya menyikapi keunikan dari kaum perempuan. Aher mengatakan “dengan tanggung jawab yang besar itu maka tak aneh jika semua uang yang dimiliki oleh perempuan menjadi milik perempuan. Berbeda dengan pria jika memiliki uang tentunya untuk istri dan anak anaknya,” canda Aher seraya membuat para peserta yang hadir dari 24 DPC bertepuk tangan.
Aher menututp sambutanya dengan cerita istri Nabi Muhammad yang pertama yaitu Siti Khodijah, menurutnya ia adalah salah satu tauladan bagi para wanita di Indonesia, “Siti Khadijah merupakan perempuan pengusaha yang sukses dan patut menjadi contoh yang baik bagi umat muslimah,” tutup Aher.
Dalam Rakerda ini diharapkan kedepanya IWAPI bisa lebih bersilaturahim dan menjadi komunikasi antar satu dan lainya yang tentunya akan menambah kemajuan bagi para anggotanya. Masrura berharap dengan IWAPI para perempuan diharapkan bisa mandiri dan bisa berkarya demi menambah perekonomian keluarga.