Kemarin, salah satu pemberitaan yang membuat kaget masyarakat adalah salah satu partai yang ketua umumnya diberikan mosi tidak percaya ol...
Kemarin, salah satu pemberitaan yang membuat kaget masyarakat adalah salah satu partai yang ketua umumnya diberikan mosi tidak percaya oleh anggotanya sementara ketua yang notabene adalah ketua yang menggantikan founder partai tersebut, merasa kalau ada apa-apa, harus berdasarkan kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai. Konflik yang terjadi di partai ini tentu akan berpengaruh kepada leadership dan kinerja partai.
Tentu, idealnya, sebuah partai tidak terjadi permasalahan dalam tataran kepemimpinan sang ketua dimana sebagai sentral partai itu ada di ketua dan apalagi menjelang pemilihan kepala daerah yang sangat penting bagi partai.
Pelajaran bagi para pensiunpreneur adalah bagaimana leadership itu menjadi sangat penting dalam menjalankan bisnis ditengah perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat, tidak pasti, tidak bisa dikontrol dan mengalami turbulensi. Lihat saja bagaimana perubahan itu kalau tidak analisis dengan baik, akan berdampak kepada bisnis. Oleh karena itu, pensiunpreneur perlu, pertama meningkatkan leadership mereka dalam berbisnis. Leadership merupakan kemampuan pensiunpreneur dalam mempengaruhi anggotanya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Leadership untuk diri mereka sendiri dan juga orang lain.
Kedua, meningkatkan kapasitas diri agar meningkatkan kualitas leadership dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap dalam menjalankan perusahaan. Hal ini menjadi strategis karena relevan dengan apa yang dilihat, dirasakan dan didengar oleh karyawan dalam menjalankan bisnis.
Ketiga, kualitas leadership itu kuncinya adalah kualitas keputusan para pensiunpreneur dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam bisnis. Belajar dari partai di atas, bisa jadi ketua partai ada hal yang kurang tepat dalam keputusannya. Keempat, bagaimana komunikasi yang dijalankan pensiunpreneur. Komunikasi menjadi sangat penting karena bagaimana pengaruh itu sampai kepada karyawan dan stakeholders sehingga tidak menimbulkan kesalahan persepsi yang dapat menimbulkan konflik.
Kelima, bagaimana pensiunpreneur membangun motivasi para anggota ataupun stakeholders seperti karyawan dengan baik. Tentu hal ini tidak mudah karena berhubungan dengan diri setiap karyawan yang memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Disinilah perlunya memahami perilaku setiap karyawan. Keenam, melakukan evaluasi atas leadership sendiri karena dilihat kekurangan dan kelebihan serta efektifitasnya. Ketujuh adalah bagaimana membangun jejaring dengan stakeholders dengan baik karena tanpa itu, leadership seorang pensiunpreneur akan terkendala. Yang terakhir adalah bagaimana pensiunpreneur bisa mempersiapkan kader pengganti karena menjadi sangat penting kedepanya.
Bagaimana dengan anda? Pakailah pengetahuan dan pengalaman dalam memimpin tim ketika menjadi karyawan dulu karena itu menentukan bagi perusahaan masing-masing pensiunpreneur. Hmmmm...