Kang Asep melihat banyak sekali calon pensiunan yang memilih untuk berbisnis dan bahkan menginvestasikan uang pensiun mereka ke dalam bent...
Kang Asep melihat banyak sekali calon pensiunan yang memilih untuk berbisnis dan bahkan menginvestasikan uang pensiun mereka ke dalam bentuk bisnis. bahkan kasus beberapa waktu ini yang membuat banyak pensiunan yang stress karena investasi yang mereka jalankan raib sehingga uangnya habis. Kang Asep ingin mendapatkan inspirasi dari Uda Emha tentang kondisi ini dan apa yang sebaiknya dilakukan oleh para calon pensiunpreneur ataupun pensiunpreneur yang sudah menjalankan bisnis.
Kang Asep : “Uda, kenapa ya.. akhir-akhir ini saya melihat banyak sekali pensiunpreneur yang stress karena bisnis yang dijalankannya gagal”
Uda Emha : “Baru tahu ya kang.. inimah sudah banyak dan terjadi pada pensiunan dari berbagai jenis perusahaan, mulai dari perusahaan nasional sampai dengan multinasional”
Kang Asep : “O gitu da? Jadi fenomena ini sudah lama terjadi ya”
Uda Emha : “Betul sekali dan sangat disayangkan hal ini terjadi pada diri pensiunan dimana mereka hanya memiliki aset yang tidak bisa didapat seperti waktu menjadi karyawan dulu”
Kang Asep : “Maksudnya da? Saya belum ngerti”
Uda Emha : “Iya.. mereka hanya memiliki aset itu saja dan gaji juga sudah tidak ada”
Kang Asep : “ooooo, kira-kira apa ya akar masalahnya da?”
Uda Emha : “akar masalahnya adalam kegagalan pensiunan menyeimbangkan antara logika dengan emosi”
Kang Asep: “What, naon?
Uda Emha: “iya.. pensiunan lebih domiman dipengaruhi oleh emosi mereka dibandingkan dengan logika dalam membuat keputusan berbisnis dimana mereka lebih banyak digoda dan dirayu oleh orang lain untuk berinvestasi. Dengan berbagai trik, partner mereka mengajak berbisnis sementara mereka tidak paham dengan bisnis tersebut. disinilah mereka lebih dikuasai oleh emosi daripada logika”
Kang Asep : “Kok bisa? Kan mereka orang terpelajar?”
Uda Emha : “Ya bisa saja.. konteksnya sudah berbeda..ketika menjadi pensiunpreneur, itu adalah baru buat mereka. Hanya kedekatan dan kemampuan partner dalam meyakinkan pensiunan tadi untuk berbisnis sehingga mereka menginvestasikan aset tersebut”
Kang Asep:”Lalu, seharusnya bagaimana da?”
Uda Emha : “tetaplah logis karena dengan logis akan selalu berhitung untung dan rugi serta tidak asal berbisnis yang tidak mereka kuasai
Kang Asep : “O gitu ya da.. baiklah da,, ini benar-benar penting bagi calon pensiunpreneur.. uda tetap bahayyya…”
Uda Emha : “Maksudnya”
Kang Asep : “He2.. U know me da…”