“Apa tugas utama seorang entrepreneur jika dihubungkan dengan konsumen?” Inilah pertanyaan yang seringkali ditanyakan dengan tujuan memba...
“Apa tugas utama
seorang entrepreneur jika dihubungkan dengan konsumen?” Inilah pertanyaan yang
seringkali ditanyakan dengan tujuan membangun kesadaran kepada entrepreneur,
khususnya entrepreneur yang ada di Bandung untuk sukses dengan indikator bisnis
yang menghasilkan laba atau profit, memberikan manfaat kepada banyak orang
(People), menjaga kelestarian alam (Planet), sustainability serta tumbuh dan
berkembang dari skala mikro, kecil, menengah dan besar.
Salah satu aktivitas
utama yang dilakukan oleh entrepreneur untuk sukses dalam bisnis adalah
bagaimana mengkomunikasikan value dari produk kepada konsumen. Aktivitas ini
menjadi critical
issue bagi entrepreneur untuk sukses dalam bisnis karena
sebaik apapun produkyang dihasilkan oleh para entrepreneur. Penelitian yang
dilakukan kepada para entrepreneur menunjukkan bahwa kelemahan entrepreneur
berada pada posisi ini dimana lemah dalam aspek mengkomunikasikan produk mereka
kepada konsumen.
Bicara tentang
komunikasi, tentu orang banyak yang berpersepsi bahwa cukup dengan melakukan
aktivitas promosi yang terdiri dari iklan, sales promotion, personal selling,
public relations dan juga direct marketing. Rasanya, pendapat ini kurang tepat
karena promosi itu hanya bagian dari komunikasi sementara, dalam konteks
pemasaran saat ini, entrerpeneur dituntut untuk bisa berkomunikasi secara
efektif dengan konsumen.
Dalam komunikasi,
terdapat proses yang timbal balik dimana entrepreneur mengkomunikasikan sesuatu
kepada konsumennya dan sebaliknya, konsumen juga memberikan pesan kepada
entreprenuer. Konsep ini membuat kualitas komunikasi menjadi sangat tergantung
kepada bagaimana pesan yang disampaikan dalam komunikasi atau apa yang
dikomunikasikan kepada konsumen selain tujuan yang jelas, media yang digunakan,
anggaran yang disiapkan serta siapa yang mengelola komunikasi tersebut.
Apa yang harus
dikomunikasikan? Pertanyaan ini harus dijawab dengan baik agar bisa mencapai
tujuan yang terdiri dari attention atau interest atau desire serta action.
Konsep tujuan ini seringkali disingkat dengan AIDA dimana attention berhubungan
dengan bagaimana membuat orang sadar atau mengetahui keberadaan produk.
Kemudian, interest berhubungan dengan
bagaimana membuat konsumen tertarik. Setelah itu, desire berhubungan
dengan bagaimana konsumen berminat untuk membeli dan barulah yang terakhir
berhubungan dengan bagaimana konsumen tersebut mau membeli atau action.
Entrepreneur harus bisa memilih skala prioritas atas tujuan di atas.
Oleh karena itu,
seorang entrepreneur harus bisa menentukan value yang ada di produk dan
dihubungkan dengan yang diharapkan konsumen. Value terdiri dari perbandingan
antara benefit yang didapatkan oleh konsumen dengan cost yang mereka keluarkan.
Tentu yang dicari adalah superior customer value dimana
benefit yang optimal serta lebih baik dari pesaing dan cost yang mimimal serta
lebih rendah dari pesaing.
Entrepreneur harus
bisa melihat value bagi target market mereka yaitu kelas menengah atas akan
menuntut value yang menekankan pada aspek emotional benefit berupa service dan
image dibandingkan dengan energy cost dan physic
cost. Mereka tidak akan sensitif dengan perubahan harga, karena
biarlah membayar lebih mahal karena tidak mau rugi di waktu, energi dan psikis
mereka.
Berbeda kalau target market para entrepreneur itu adalah
menengah bawah dimana mereka cukup mendapatkan functional benefit yang terdiri
dari produk dan orang yang memberikan, tetapi akan sangat sensitif dengan harga
meskipun kurang memperhatikan biaya yang bersifat waktu, energi dan juga
psikis.
Inilah yang harus menjadi perhatian para entrepreneur untuk
berhasil dalam komunikasi produk kepada konsumen. So...komunikasikanlah
superior customer value dari produk kita kepada konsumen secara efektif dan
efisien
Penulis adalah dosen Universitas Widyatama dan saat ini sedang
menyelesaikan pendidikan di Program Doktor Ilmu manajemen Unpad. www.strategicyoungentrepreneur.com