Pada Awalnya, saya paling ketawa ketika mendengar saya sendiri atau orang lain menyatakan kalimat diatas, don’t over promise but under de...
Pada Awalnya, saya paling ketawa ketika mendengar saya sendiri atau orang lain menyatakan kalimat diatas, don’t over promise but under delivery. Masa sih? Kok bisa seperti itu? Tidak percaya pada awalnya, karena sering kali orang tergoda untuk mengatakan yang “berlebihan” dalam promosi mereka. sadar atau tidak sadar, hal ini berdampak luar biasa kepada diri dan produk mereka masing-masing, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Sederharna sekali pernyataan ini, akan tetapi, sangat mendalam kalau kita sebagai seorang entrepreneur bisa mencerna nya dengan baik. akan banyak nilai yang bisa diserap karena akan menentukan bisnis kita saat ini dan yang akan datang. Kunci bisnis ada dalam konsep ini. Percaya atau tidak?
Sebagai seorang entrepeneur dan akademisi, saya perlu untuk membahas konsep ini saya tergerak oleh kejadian yang baru saja saya alami di kelas ketika mengajar tentang SAP. Ada seorang mahasiswa saya memang seorang entrepeneur masuk kelas dan mendapatkan didikan dari saya. beliau juga berbisnis dengan saya dalam bentuk layanan keuangan. Akan tetapi, akhir-akhir ini saya kecewa karena saya tidak mendapatkan apa yang beliau sampaikan selama ini.
Inilah yang membuat saya teringat dengan konsep di atas, yaitu over promise, under delivery. Konsep ini menggambarkan bagaimana seseorang yang terlau membuat janji yang tinggi, akan tetapi tidak bisa memenuhinya. Saya rasa, entrepreneur sering menemui orang-orang seperti ini. manis diawal akan tetapi tidak enak diakhir karena kecewa dengan apa yang terjadi dengan apa yang terjadi dalam kenyataannya.
Hal ini bisa dijelaskan dalam konteks atau konsep customer satisfaction yang memang menjadi kunci bagi entrepeneur dalam menjalankan pemasaran untuk produk, baik barang maupun jasa yang mereka produksi. Konsep customer satisfaction menjadi kunci bagi entrepeneur untuk sukses. Bahkan sebaiknya, seorang entrepeneur menjadi customer satisfaction sebagai salah satu misi perusahaan mereka untuk mencapai visi yang sudah ditetapkan oleh mereka,
Tentu hal ini berawal dari pemahaman bahwa uang bisnis entrepeneur itu ada di konsumen, oleh karena itu, tugas entrepeneur adalah memindahkan uang dari saku konsumen kedalam saku entrepreneur itu sendiri. kepuasan pelanggan adalah kuncinya agar mereka mau memindahkan uang mereka sebanyak mungkin dengan membeli produk kepada entrepreneur.
Kepuasan menggambarkan bagaimana perasaan senang ketika performance atau kinerja barang atau jasa yang diterima oleh konsumen itu sama atau melebihi ekspektasi yang sudah ada di benak mereka. apabila kinerja barang atau jasa yang ditampilkan atau diberikan kepada konsumen itu dibawah ekspektasi mereka, maka akan kecewa nantinya dan dalam konteks bisnis, akan merugikan perusahaan atau entrepreneur itu sendiri.
Inilah konsep over promise under delivery yang digambarkan di atas dimana ekspektasi yang dibentuk melalui janji itu sangat berbahaya ketika janji yang diberikan sementara performance atas barang yang diberikan kepada konsumen tersebut dibawa harapan mereka.
Perlu diingat bahwa janji tersebut membentuk harapan dibenak konsumen dan akan sangat berbahaya bila entrepreneur tidak bisa memenuhi harapan mereka. kekecewaan nantinya akan timbul. Akibat buruknya, tentu, konsumen yang kecewa akan menyampaikan kepada orang lain. Inilah awal musibah bagi para entrepreneur. so, hati-hati dalam berpromosi, apalagi menggunakan sosial media. Jangan sampai over promise, under delivery....