Selalu saya pahami bahwa para entrepreneur memiliki tugas yang paling berat, tetapi inilah tugas utama mereka ketika sudah menyatakan dir...
Selalu saya pahami bahwa para entrepreneur memiliki tugas yang paling berat, tetapi inilah tugas utama mereka ketika sudah menyatakan diri sebagai seorang entrepreneur yang menjalankan sebuah bisnis atau lebih dengan tujuan untuk mencari profit, people, planet, sustainability serta tumbuh dan berkembang dalam skala mikro, kecil, menengah dan besar. Tentu ini tidaklah mudah untuk dicapai karena perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat, tidak pasti, tidak bisa dikontrol serta mengalami turbulensi setiap saat.
Seringkali saya menemukan bahwa entrepreneur sangat terjebak dengan emosi dalam membuat keputusan bisnis. Bagi saya, jangankan keputusan bisnis, keputusan yang bersifat rutin pun kita harus bisa membuatnya secara logiks karena bila dalam keadaan emosi, akan menimbulkan permasalahan saat ini, jangka menengah sampai jangka panjang. Lihat saja ketika orang sedang emosi dan mengambil keputusan seperti memukili anaknya sampai sakit. Lalu, apa yang terjadi? Pastinya penyesalan yang tidak sebanding dengan dampak keputusan yang emosi tadi.
Belum lagi kalau jika keputusan tersebut berhubungan dengan bisnis yang seringkali dialami oleh banyak entrepreneur. memang seringkali saya menemukan pada entrepreneur muda yang membuat keputusan tersebut kurang wise dan bahkan sangat kental pengaruh dari emosi. Bisa dilihat bagaimana keputusan dalam mengelola keuangan, keputusan dalam pilihan investasi, pola pemasaran serta keputusan-keputusan yang berhubungan dengan karyawan sekalipun.
Oleh karena itu, perlu rasanya entrepreneur meningkatkan knowledge, skill dan attitude yang berhubungan dengan keputusan bisnis yang harus dibuat. Mudah-mudah gampang, begitulah kata orang pada umumnya ketika diajak untuk belajar membuat keputusan bisnis yang sangat logis sehingga tujuan perusahaan tetap tercapai seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh para entrepreneur, pertama, entrepreneur harus memahami tujuan setiap keputusan bisnis yang dibuat. Tujuan keputusan adalah untuk menyelesaikan setiap permasalahan dalam perusahaan dan bahkan hasilnya dapat meningkatkan kontribusi pada pencapain tujuan bisnis. Kedua, memahami dampak dari setiap keputusan tersebut. Dampak itu tidak akan langsung dirasakan oleh setiap entreperneuroleh karena itu, perlu dipahami bahwa dampak itu akan terasa setelah beberapa waktu.
Ketiga, memiliki pemahaman yang tepat tentang permasalahan yang akan diputuskan. Hal ini berhubungan dengan akar masalah yang akan diselesaikan oleh para entrepreneur. Keempat, mendapatkan informasi yang lengkap, uptodate, valid dan reliable. Informasi ini menjadi sumber keputusan yang dibuat. Carilah informasi terlebih dahulu dengan pendekatan dan metode yang tepat
Kelima menggunakan tool yang tepat dalam membuat keputusan. Banyak sekali tool yang bisa digunakan untuk membuat keputusan seperti AHP dimana entrepreneur diajarkan untuk berfikir sistematis dan terintegrasi. Keenam, menjalankan setiap keputusan ketujuh, mengevaluasi dan mengontrol setiap hasil keputusan yang sudah dijalankan.
Secara keseluruhan, jelas bahwa setiap entrepreneur perlu membuat keputusan dengan memperhatikan nilai atau value yang akan didapatkan oleh perusahaan atau bisnis mereka. value itu adalah perbandingan antara benefit dengan cost atau resiko yang akan diterima oleh perusahaan ketika keputusan itu dibuat dan dijalankan.
Konsep dasarnya adalah bagaimana setiap keputusan itu mampu memberikan benefit yang paling optimal dalam penyelesaian masalah serta berkontribusi pada perusahaan sembari meminimalisir setiap resiko yang timbul dari keputusan tersebut. Disinilah peranan dari logika yang dimiliki oleh entrepreneur dalam membuat keputusan bagi perusahaan.
Saat ini, kalau dilihat pelajaran yang berhubungan dengan bisnis dan manajemen, hampir semuanya mereka mengarahkan konsep dan pengembangan keterampilan entrepreneur dalam membuat keputusan bisnis yang akan memberikan optimasi kepada pencapaian tujuan bisnis itu sendiri. Inilah awal kerangka berfikit setiap entrepreneur dalam membuat keputusan bisnis. Intinya, keputusan yang dibuat haruslah memberikan nilai yang optimal bagi bisnis. .