Komitmen, apa sih itu? Sering didengar akan tetapi apakah sudah paham apa yang dimaksud dengan konsep ini? Menurut Meyer dan Allen...
Komitmen,
apa sih itu? Sering didengar akan tetapi apakah sudah paham apa yang
dimaksud dengan konsep ini? Menurut Meyer dan Allen (1991, dalam
Soekidjan, 2009), komitmen dapat juga berarti penerimaan yang kuat
individu terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan individu
berupaya serta berkarya dan memiliki hasrat yang kuat untuk tetap
bertahan di organisasi tersebut.
Bila
dilihat dalam konteks bisnis, komitmen entrepreneur terhadap stakeholder
merupakan intangible asset atau aset yang tidak tampak yang dimiliki
oleh entrepreneur. Aset ini akan menentukan bagaimana tingkat trust
stakeholder, baik pelanggan, supplier, distributor dan juga bahkan
pesaing selain pemerintah, perbankan, dan lain-lain.
Bicara
tentang aset, tentu harus ada retun on asset dari setiap komitmen yang
kita miliki dan sangat tergantung pada bagaimana setiap entrepreneur
memanfaatkan komitmen tersebut dalam bisnis dan membangun value dari
bisnis mereka. Hal ini penting agar komitmen yang sudah dimiliki tidak
sia-sia dan tidak memberikan dampak kepada bisnis.
Oleh karena
itu, saatnya entrepreneur kembali ke konsep dasar komitmen ini dan
terus meningkatkan komitmen pada bisnis yang sudah dimulai. Orang akan
melihat bagaimana komitmen kita pada bisnis kita sendiri. Bagaimana cara
meningkatkan komitmen tersebut?
Pertama,
komitmen berasa dari dalam diri setiap entrepreneur. Hal ini harus
disadari agar jelas bagaimana setiap entrepreneur menyadari apa yang ada
dalam diri mereka dan apa yang bisa dicapai dari komitmen ini. Tidak
bisa dipaksakan dari orang lain karena memang mulainya dari dalam diri
setiap entrepreneur.
Kedua,
menetapkan tujuan yang hendak dicapai dalam membuat dan menjalankan
komitmen tersebut. Tujuan menjadi arahan dalam menjalankan setiap
komitmen agar bisa berjalan. Tujuanlah yang harus dicapai. Jika gagal
dalam membuat tujuan akan membuat tujuan tersebut tidak akan tercapai
dan akan tidak jelas bagi entrepreneur. Jadi, apa yang dikerjakan
menjadi sia-sia.
Ketiga,
komitmen itu berasal dari bagaimana setiap entrepreneur bisa
menyelaraskan kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan atau
bisnis yang mereka bangun. Mulailah dari diri sendiri terlebih dahulu
karena ini akan menjadi kunci untuk membuat komitmen itu bisa terus
dipertahankan dan bahkan ditingkatkan oleh para entrepreneur.
keselarasan akan membuat entrepreneur bisa bekerja optimal dalam
mempertahankan komitmen tersebut.
Keempat,
teruslah belajar untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman serta sikap
yang benar dalam menjalankan bisnis. Komitmen juga akan semakin
meningkat dari proses belajar ini karena banyak hal yang bisa dijaidikan
contoh oleh para entrepreneur dalam berbisnis. Apalagi bahan ajar
tersebut berasal dari orang-orang yang sudah sukses dan pasti
mempertahankan komitmen mereka dalam berbisnis.
Kelima,
terus melakukan evaluasi atas komitmen yang sudah dijalankan oleh
entrepreneur. Evaluasi ini penting agar bisa dilakukan perbaikan atas
setiap rencana mereka. Jangan terjebak untuk tidak melakukan evaluasi
karena akan berdampak kepada kualitas komitmen itu sendiri. Oleh karena
itu, rasanya, sudah seharusnya entrepreneur fokus pada peningkatan
komitmen mereka dalam berbisnis agar stakeholder semakin percaya dan
terus meningkatkan kerjasama dengan entrepreneur.