Kehidupan seorang bankir memang dipersepsikan oleh banyak orang sebagai sebuah pekerjaan yang sangat menyenangkan. Berbagai fasilitas yan...
Kehidupan seorang bankir memang dipersepsikan oleh banyak orang sebagai sebuah pekerjaan yang sangat menyenangkan. Berbagai fasilitas yang disediakan oleh perusahaan tentu membuat para karyawan yang bekerja di bank akan berfikir seribu kali untuk berhenti dari pekerjaannya dan memilih untuk menjadi seorang pensiunpreneur dengan pilihan bisnis yang tidak pasti, tidak bisa dikontrol dan bahkan mengalami turbulensi. Intinya, menjadi seorang bankir sudah memberikan kenyamanan, tetapi, menjadi seorang pensiunpreneur itu penuh dengan ketidakpastian.
Hal ini tidak menjadi sebuah paradigma utama bagi seorang Deden Hamdan, seorang bankir yang sudah bekerja di bank BUMN selama sepuluh tahun dan ditambah di perusahaan swasta selama dua tahun untuk menjadi seorang pensiunpreneur. “Total saya menjadi seorang bankir adalah selama dua belas tahun” kata Deden. Dua belas tahun bukanlah waktu sebentar yang dijalankan oleh Deden untuk menjadi seorang bankir.
“Sejak tahun 2014, saya memilih untuk menjadi seorang pensiunpreneur dengan menjalankan bisnis madu dengan merek Madu Keluarga” tambah Deden. Madu adalah pilihan bisnis yang memang kalau dibilang orang adalah bisnis yang tidak relevan dengan pekerjaan mereka sebagai seorang bankir. Perjalanan dirinya sebagai bankir memang tidak berhubungan langsung dengan bisnis madu, akan tetapi, Deden merasakan bahwa selama menjadi bankir, dia mendapatkan pelajaran menganalisis berbagai bisnis yang relevan dengan nasabah yang selalu membutuhkan kredit dari perbankan.
“Saya mendapatkan berbagai pengetahuan dalam menganalisis bisnis dan kebutuhan dana oleh setiap nasabah yang pastinya membutuhkan perhitungan yang matang untuk mendapatkan kredit” tambah Deden. Adapun bisnis madu yang didapatkannya berasal dari hubungan diskusi di internet dan jadilah sebagai bisnis yang terus dikembangkannya. Pada awalnya, Deden ditawari untuk membantu manajemen bisnis nya dan tidak turun sampai kelapangan. Adapun produksinya ada di Jogjakarta dan Deden fokus kepada pemasaran di Kota Bandung pada khususnya dan Indonesia pada ummnya.
“Kedepan, saya akan menumbuhkembangkan bisnis ini” tambah Deden. Dia ingin membuat masyarakat Indonesia sadar dengan madu dan bahkan fokus dalam mengkonsumsi madu untuk membuat bangsa Indonesia sehat. Sukses terus Deden dan manfaatkan ilmu dan pengalaman di bank untuk mengembangkan madu.