Entrepreneur baginya bukanlah sebuah kata saja, ia menganggapnya sebagai nafas dalam kesehariannya. Namun ia bukanlah seorang entreprene...
Entrepreneur baginya bukanlah sebuah kata saja, ia menganggapnya
sebagai nafas dalam kesehariannya. Namun ia bukanlah seorang
entrepreneur, ia mendedikasikan waktu dan pikirannya untuk negara dengan
membangun entrepreneur yang berkualitas.
Dr. DENI RAHAYU Drs., M.Si, pria kelahiran tanah Sunda 1966 silam asal Singaparna, Tasikmalaya ini tak henti hentinya untuk mengabdi pada negara. Pengabdiannya tersebut adalah sebuah pelayanan bagi masyarakat yang mau berusaha menjadi seorang entrepreneur, mau menjadi seorang pengusaha. Tentu telah banyak entrepreneur sukses melalui tangan dinginnya.
Menurut ayah dari empat orang anak ini, entrepeneur merupakan sebuah pilihan hidup meski ia tidak bisa menjadi seorang entrepreneur di masa baktinya. “Sekarang saya tidak bisa menjadi seorang entrepreneur, karena kesibukan saya mengabdi pada negara, namun jika pensiun kelak saya ungkin akan menjadi seorang entrepreneur,” katanya.
Menurutnya seorang entrepreneur menjadi pilihannya karena mereka mereka yang menjadi pengusaha merupakan orang orang dengan pikiran kreatif. “Setinggi apapun jabatan seseorang di pemerintahan, ia tidak akan berfikir akan gaji dari anak buahnya, yang ia tahu ia bekerja dengan baik dan anak buahyapun bekerja dengan baik pula,” kata Deni.
“Namun berbeda dengan entrepreneur, ia haruslah kreatif, karena ia tahu bahwa anak buahnya setiap bulan harus ia bayar, dan pastinya jika ia tidak memiliki keuntungan ia tidak bisa membayar anak buahnya, maka ia setiap harinya harus kreatif dengan menciptakan berbagi inovasi demi mendapatkan profit yang ia targetkan,” tambah Deni.
Deni yang sudah lama bergelut dengan dunia UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) ini mengaku ia selalu tertantagn untuk terus bisa menciptakan entrepreneur sukses. “Saya punya keyakinan bahwa UMKM bisa menjadi pahlawan bagi ekonomi bangsa, terutama jika bangsa kita semakin mendekati krisis seperti sekarang ini, geliat usaha arus terus dikobarkan,” ungkap Deni.
Pengabdiannya sedari dulu ia lakukan di provinsi Jawa Barat tanah kelahirannya, kini ia menduduki jabatan sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) sebagai Kepala Bagian Industri dan perdagangan, UMKM, dan Parawisata Biro Perekonomian Setda Jabar.
Disana ia bersama 13 OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lainnya terus menerus bekerja keras demi menciptakan para UMKM yang berkualitas. Dengan program Gubernur Jawa Barat mencetak 100.000 Wirausaha Baru Jawa Barat (WUB) ini Deni berharap bahwa tidak hanya Wirausaha Baru saja ayng berhasil di cetak.
“Saya berharap para wirausaha yang telah masuk dalam program WUB tidak hanya sebatas menjadi seorang wirausaha saja, namun bisa menjadi seoang wira usaha yang memiliki knowledge base dalam menjalankan usahanya,” tutur Deni.
Lulusan Universitas Gadjah Mada dan menyelesaikan S3 nya di UNPAD ini juga mengatakan bahwa, ia tidak akan cepat merasa puas hanya dengan membimbing seseorang menjadi entrepeneur, “mereka harus sukses, karena mereka kelak akan menjadi nafas bangsa ini, mereka akan menjadi pahlawan bangsa, dan tentunya mereka akan menularkan virus kewirausahaan pada masyarakat lainnya,” pungkas Deni.
Dr. DENI RAHAYU Drs., M.Si, pria kelahiran tanah Sunda 1966 silam asal Singaparna, Tasikmalaya ini tak henti hentinya untuk mengabdi pada negara. Pengabdiannya tersebut adalah sebuah pelayanan bagi masyarakat yang mau berusaha menjadi seorang entrepreneur, mau menjadi seorang pengusaha. Tentu telah banyak entrepreneur sukses melalui tangan dinginnya.
Menurut ayah dari empat orang anak ini, entrepeneur merupakan sebuah pilihan hidup meski ia tidak bisa menjadi seorang entrepreneur di masa baktinya. “Sekarang saya tidak bisa menjadi seorang entrepreneur, karena kesibukan saya mengabdi pada negara, namun jika pensiun kelak saya ungkin akan menjadi seorang entrepreneur,” katanya.
Menurutnya seorang entrepreneur menjadi pilihannya karena mereka mereka yang menjadi pengusaha merupakan orang orang dengan pikiran kreatif. “Setinggi apapun jabatan seseorang di pemerintahan, ia tidak akan berfikir akan gaji dari anak buahnya, yang ia tahu ia bekerja dengan baik dan anak buahyapun bekerja dengan baik pula,” kata Deni.
“Namun berbeda dengan entrepreneur, ia haruslah kreatif, karena ia tahu bahwa anak buahnya setiap bulan harus ia bayar, dan pastinya jika ia tidak memiliki keuntungan ia tidak bisa membayar anak buahnya, maka ia setiap harinya harus kreatif dengan menciptakan berbagi inovasi demi mendapatkan profit yang ia targetkan,” tambah Deni.
Deni yang sudah lama bergelut dengan dunia UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) ini mengaku ia selalu tertantagn untuk terus bisa menciptakan entrepreneur sukses. “Saya punya keyakinan bahwa UMKM bisa menjadi pahlawan bagi ekonomi bangsa, terutama jika bangsa kita semakin mendekati krisis seperti sekarang ini, geliat usaha arus terus dikobarkan,” ungkap Deni.
Pengabdiannya sedari dulu ia lakukan di provinsi Jawa Barat tanah kelahirannya, kini ia menduduki jabatan sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) sebagai Kepala Bagian Industri dan perdagangan, UMKM, dan Parawisata Biro Perekonomian Setda Jabar.
Disana ia bersama 13 OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lainnya terus menerus bekerja keras demi menciptakan para UMKM yang berkualitas. Dengan program Gubernur Jawa Barat mencetak 100.000 Wirausaha Baru Jawa Barat (WUB) ini Deni berharap bahwa tidak hanya Wirausaha Baru saja ayng berhasil di cetak.
“Saya berharap para wirausaha yang telah masuk dalam program WUB tidak hanya sebatas menjadi seorang wirausaha saja, namun bisa menjadi seoang wira usaha yang memiliki knowledge base dalam menjalankan usahanya,” tutur Deni.
Lulusan Universitas Gadjah Mada dan menyelesaikan S3 nya di UNPAD ini juga mengatakan bahwa, ia tidak akan cepat merasa puas hanya dengan membimbing seseorang menjadi entrepeneur, “mereka harus sukses, karena mereka kelak akan menjadi nafas bangsa ini, mereka akan menjadi pahlawan bangsa, dan tentunya mereka akan menularkan virus kewirausahaan pada masyarakat lainnya,” pungkas Deni.