BANDUNG—Para akuntan nasional diimbau terus meningkatkan kapasitas pengetahuan, keahlian, dan menjaga kepercayaan demi turut mendorong pe...
BANDUNG—Para akuntan nasional diimbau terus meningkatkan kapasitas pengetahuan, keahlian, dan menjaga kepercayaan demi turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam peresmian Pembukaan Regional Public Sector Conference (RPSC) ke-4, Konvensi Nasional Akuntansi (KNA) ke-8, dan Peringatan HUT Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) KE-59 di Bandung, Kamis(8/12/2016).
Dia menilai, akuntan merupakan profesi yang krusial karena mampu memasuki ruang-ruang rahasia perusahaan untuk menghitung laba, kekayaan dan mengetahui kondisi keuangan korporasi terebut. Maka, modal utama akuntan yang harus terus dipelihara ialah pengetahuan, skill, dan kepercayaan.
Menurut dia, suatu negara harus memiliki sistem akuntansi yang baik. Sistem yang baik diciptakan sesuai dengan perkembangan yang dinamis. Hal tak kalah penting, diiringi pula oleh karakter profesi akuntan memiliki kepercayaan yang tinggi. Kedua hal itu mampu mendorong perkembangan ekonomi.
“Akuntan juga harus menjaga profesi dengan penuh keterbukaan, kredibilitas, selain yang utama kepercayaan,”katanya saat berpidato.
Dia menggambarkan, perusahaan jasa akuntansi Arthur Anderson mengalami kebangkrutan pada 2002 bukan karena mengalami kerugian. Korporasi yang memiliki pegawai hingga 85.000 orang di seluruh dunia itu terus mengantongi laba, namun seketika roboh karena kehilangan kepercayaan akibat me-mark up aset sebuah perusahaan asal Texas.
Tak hanya itu, akuntan juga harus memiliki karakter yang berani untuk turut membantu pemerintah memberantas tindak korupsi. Dia menceritakan, akuntan bahkan mampu membuat seseorang masuk penjara. Tanpa kinerja akuntan, lembaga pemberantasan korupsi sulit untuk mengambil tindakan hukum terhadap tersangka.
Dalam acara tersebut hadir pula Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Ketua Dewan Pengurus IAI Mardiasmo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono.
