Bank Indonesia terus berupaya meningkatkan penggunaan rupiah yang layak edar di wilayah perbatasan. Salah satu langkah yang dilaku...
Bank Indonesia terus berupaya
meningkatkan penggunaan rupiah yang layak edar di wilayah perbatasan.
Salah satu langkah yang dilakukan dengan meningkatkan program kas
keliling.
Upaya Bank Indonesia ini dinilai sangat
positif. Bahkan dengan peningkatan penggunaan rupiah yang layak di
wilayah perbatasan, dapat meningkatkan ekonomi wilayah perbatasan itu
sendiri.
"Di perbatasan itu kan ada yang transaksi
menggunakan dua mata uang. Kalau rupiah semakin banyak yang beredar,
berarti nilai rupiah akan semakin kuat, itu bisa meningkatkan ekonomi
secara tidak langsung," kata Direktur dari Institute for Development of
Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, Jumat (23/12/2016).
Tidak hanya itu, dengan semakin banyaknya
masyarakat perbatasan menggunakan rupiah, maka neraca perdagangan di
wilayah yang bersangkutan dapat tercatat dengan baik. Dengan begitu bisa
menjadikan dasar potensi ekonomi di wilayah tersebut. "Memang sekilas
sederhana, tapi dampaknya sangat besar," tegas Enny.
Demi meningkatkan penguatan penggunaan
rupiah di wilayah perbatasan, Bank Indonesia, salah satunya melalui
Kantor Perwakilan (KPW) Kalimantan Barat akan meningkatkan jumlah kas
keliling.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Kalimantan Barat Dwi Suslamanto menjelaskan, tahun ini Bank Indonesia
KPW Kalbar juga telah menyelenggarakan 13 kas keliling di 13 lokasi
yang berbeda dengan jumlah yang sudah diedarkan mencapai Rp 29 miliar.
Dwi menambahkan, program kas keliling ini
setiap tahun akan terus ditingkatkan. Rencananya pada 2017 akan ada 15
kali kas keliling dimana beberapa di antaranya akan dilaksanakan di
daerah baru yang sebelumnya belum pernah dijangkau. Daerah itu salah
satunya di Nanga Tayab yang berada di Kabupaten Ketapang.
"Tahun depan kami akan sasar daerah-daerah
yang tidak tersentuh dengan alat transportasi biasa. Kami akan gunakan
perahu atau motor yang ada gerobaknya di belakang," jelas Dwi.
Tak hanya mengandalkan kas keliling, Bank
Indonesia juga bekerjasama dengan Bank Kalimantan Barat (Kalbar) dalam
menyelenggarakan Kas Titipan. Dengan program ini maka Bank Indonesia
bisa menitipkan sejumlah Rupiah yang layak edar untuk bisa
didistribusikan ke warga perbatasan.
Sebelumnya, dalam pertemuan tahunan Bank
Indonesia 2016, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan di
sisi pengelolaan uang rupiah (PUR), BI terus mendorong clean money
policy hingga ke wilayah terpencil dan terluar melalui masterplan
Centralized Cash Network Plan (CCNP).
"Selain itu Bank Indonesia akan
meningkatkan kualitas jaringan dan kapabilitas dari Kantor Perwakilan
Bank Indonesia di tingkat provinsi maupun kota, guna meningkatkan value
proposition yang dimiliki, khususnya dalam menjalankan tugas di bidang
moneter, makroprudensial, serta sistem pembayaran dan pengelolaan uang
rupiah," kata Agus.
Selama 2016 sendiri, BI telah melaksanakan
program kas keliling yang salah satunya bertujuan menggantikan uang
lusuh dan tak layak edar di seluruh provinsi terutama wilayah perbatasan
terluas. Hal ini akan terus dilakukan bank sentral sebagai upaya
menjaga kedaulatan bangsa.