Assalamualaikum Bapak meriza, Saya adalah mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bandung. Saya bersama teman-teman menjalankan bi...
Assalamualaikum Bapak
meriza,
Saya adalah mahasiswa salah satu
perguruan tinggi di Bandung. Saya bersama teman-teman menjalankan bisnis yang
sudah dijalankan selama beberapa bulan ini. Khususnya awal 2013. Saya membangunnya
dengan lima orang teman. Semuanya berkomitmen pada pengembangan bisnis.
Inilah awal bagaimana saya membangun
bisnis tersebut. akan tetapi, setelah enam bulan, tepatnya pada bulan juli,
mulai terlihat friksi dalam menjalankan bisnis. Diantara kelima teman tersebut.
sudah terlihat adanya perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Saya melihat,
kenapa begini?
Saya khawatir hal ini akan berdampak
pada bisnis yang sudah dibangun ini bersama-sama. Padahal, bisnis ini sudah
memperlihatkan bagaimana peluang kedepannya. Perlu kami sampaikan, bisnis yang
kami bangun adalah bergerak di bidang kuliner dengan mendirikan kafe. Mohon
saran dari bapak
.
Wassalam
Nana R.
Cimahi
Wassalamualaikum Kang
Nana
Terima kasih kang
nana, atas pertanyaannya. Senang sekali akang sudah mendapatkan manfaat dari
rubrik ini untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta hal-hal yang relevan
dengan bisnis para entrepreneur yang dihadapi dalam kesehariannya.
Rasanya, masalah yang
akang hadapi tersebut adalah masalah yang seringkali dihadapi oleh para
entrepreneur yang memulai usaha dengan lebih dari satu orang. Kebersamaan yang
menjadi semangat awal adalah modal terbesar bagi para entrepreneur. Modal yang
bersifat intangible para entrepreneur.
Akan tetapi, pada
titik tertentu, memang sering terjadi perbedaan pendapat. Hal ini mengingatkan
saya pada kondisi hubungan antar manusia yaitu honeymoon, storming, norming dan performing. Keempat tahap tersebut dilalui dalam hubungan manusia. Honeymoon adalah masa-masa bahagia
dimana seringkali tidak ada masalah. Tetapi, hati-hati. Kondisi ini tidak
bertahan lama. Selanjutnya adalah storming.
Mulailah kelihatan muncul masalah. Hal ini relevan dengan bagaimana ketahuan
sifat asli dari rekan kerja bisnis tersebut. kondisi ini sangat rentan.
Kegagalan dalam melewati fase ini, akan membuat bisnis tersebut hancur.
Tetapi, bijaklah
menghadapi hal ini. Bisa jadi kita memang tidak sesuai dengan karakter teman
tersebut. ketiga adalah norming.
Disinilah terbentuk aturan-aturan baru dalam kerjasama kang Nana dengan
teman-teman tersebut. Aturan-aturan baru yang belum tentu ada pada awal bisnis
tersebut dibangun. Saling pengertian atas kondisi dan sesama pemiliknya.
Yang terakhir, barulah
dicapai performing atau kinerja
bisnis yang diharapkan. Sehubungan dengan kondisi yang dihadapi oleh kang Nana,
rasanya, akang jangan berkecil hati. Itu adalah proses yang harus dilewati
dalam bisnis akang tersebut. lewatilah proses tersebut dengan baik, insyaAllah
bisnis akan terus jalan, tumbuh dan berkembang. Sukses ya kang....