Kondisi ekonomi bangsa ini semakin memperlihatkan bagaimana rapuhnya fondasi ekonomi karena nilai tukar rupiah yang semakin melema...
Kondisi ekonomi bangsa ini semakin
memperlihatkan bagaimana rapuhnya fondasi ekonomi karena nilai tukar
rupiah yang semakin melemah dan “dihajar” oleh dolar sehingga semakin
membuat bisnis yang memiliki komponen bahan baku yang banyak dari luar
negeri akan semakin berat menjalankan bisnis. Bisa dilihat bagaimana
dolar yang semakin menunjukkan keperkasaannya terhadap rupiah yang
mencapai Rp. 14.440 an terhadap dolar.
Tentu hal ini bukanlah kondisi yang
main-main bagi para entrepreneur yang memiliki bisnis dengan pasar
domestic sementara bahan baku berasal dari import. Kondisi yang tidak
menguntungkan ini akan membuat bisnis entrepreneur semakin terpuruk
untuk bisa bertahan ditengah perubahan ekonomi yang seperti sekarang
ini.
Kalau dilihat, sudah saatnya
entrepreneur untuk mulai membangun sebuah paradigman baru karena memang
sudah banyak prediksi yang dikeluarkan oleh pengamat ekonomi bahwa
kondisi ini akan berlangsung cukup lama karena pemerintah Amerika
serikat saja yang dalam hal ini adalah the Fed juga masih melihat
kondisi dolar sebelum mengeluarkan kebijakan yang berhubungan dengan
suku bunga di sana.
Hmmm…. Apakah ini akan menjadi sebuah
berita yang tidak mengenakkan bagi para entrepreneur? jelas ada dua
sisi mata koin yang tidak bisa dipisahkan dari setiap kondisi atau
apapun yang terjadi didunia ini, baik sisi positif ataupun sisi
negative. Ini pasti terjadi.
Tentu yang diharapkan oleh setiap
entrepreneur adalah adanya kondisi positif dengan harapan akan bisa
berkontribusi pada pencapaian tujuan perusahaan. berkaca dari kondisi
yang ada, sudah saatnya entrepreneur perlu memperkuat organizational
capability bisnis mereka. Dalam artian, entrepreneur berkesempatan untuk
mendesain ulang business process yang ada untuk dilakukan perbaikan
sehingga mampu memberikan value yang optimal bagi perusahaan.
Berhenti sejenak untuk meningkatkan
kapabilitas perusahaan baik dari aspek keuangan, pemasaran, business
process dan juga sumber daya manusia. Yang kedua adalah bagaimana
entrepreneur mendalami peluang untuk memanfaatkan bahan baku dari dalam
negeri sehingga tidak terpengaruh secara signifikan terhadap perubahan
nilai tukar rupiah tersebut. Penting untuk dipahami bahwa bahan baku
domestic itu penting.
Yang terakhir terus fokus untuk membuka
pasar luar negeri dengan mencari peluang-peluang yang ada sehingga dapat
menambah pasar domestic. Penting bagi entrepreneur untuk mengembangkan
pasar ke luar negeri karena nilai tukar yang melemah terhadap dolar akan
membuat konsumen luar negeri “berbondong-bondong” untuk membeli produk
dari Indonesaia… so, bagaimana dengan anda? Hmm….