“Beruntunglah para karyawan kalau ingin menjadi entrepreneuR,” kata seorang teman yang memberikan sharing kepada teman-teman yang ...
“Beruntunglah para karyawan kalau
ingin menjadi entrepreneuR,” kata seorang teman yang memberikan sharing
kepada teman-teman yang sudah akan memasuki masa pension di sebuah
perusahaan. banyak yang bertanya kenapa demikian? Bukankah karyawan itu
banyak pada posisi yang kurang diuntungkan karena mereka tidak memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pembelajaran dalam bisnis/
Menjawab pertanyaan seperti ini tidaklah
mudah karena ada pendapat yang saling bertolak belakang tergantung
bagaimana karyawan menghadapinya, khususnya untuk memilih menjadi
seorang entrepreneur yang berbeda dengan pekerjaan mereka ketika menjadi
seorang karyawan di perusahaan yang mereka pilih. Sangat berbeda ketika
seorang entrepreneur akan memilih bisnis yang tidak relevan dengan
pekerjaan awal tersebut.
kalau begitu, ada dua kondisi yang akan
dihadapi para entrepeneru dalam berbisnis. Pertama, memilih bisnis yang
sama atau sejalan dengan pekerjaan yang dikerjakan di kantor atau di
perusahaan. hal ini sangat relevan dengan pernyataan di atas dimana para
karyawan beruntung kalau ingin menjadi entrepreneur. kenapa demikian?
Seorang karyawan yang memilih bisnis
yang sesuai dengan pekerjaan mereka di perusahaan memiliki tacid
knowledge atau pengetahuan yang sudah ada di otak kecil mereka tentang
pekerjaan itu sendiri dan juga bagaimana mengerjakannya. Bahkan mereka
sudah memiliki attitude atau sikap yang sudah tertanam selama
mengerjakan pekerjaan itu dengan baik. Lihat saja bagaimana kalau
seorang calon entrepreneur bekerja di perusahaan garment, maka dia sudah
memiliki pengetahuan, keterampilan dan attitude untuk sukses di bisnis
yang berhubungan dengan garment.
Hal ini menjadi modal yang bersifat
komparatif untuk menjadi seorang entrepreneur dalam bisnis yang
berhubungan dengan garment tersebut. Tinggal bagaimana mereka
mengoptimasi waktu dan kesempatan yang ada untuk berbisnis setelah tidak
bekerja lagi sebagai seorang pegawai. Tentu hal ini menjadi
keuntungan.
Bagaimana dengan yang tidak memiliki
bisnsi yang tidak sejalan dengan pekerjaan dikantor? Pada dasarnya,
mereka masih memiliki keuntungan karena selama bekerja di perusahaan
orang lain, karyawan tersebut sudah memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sikap yang benar yang relevan dengan manajemen.
Hal ini harus disyukuri oleh para
karyawan untuk berbisnis. Mereka mendapatkan pelatihan, sharing dengan
mantan atasan dan juga dengan relasi mereka dalam berbisnsi. Semuanya
bisa dimanfaatkan untuk memulai dan menjalankan bisnis. Faktor ini jauh
lebih baik daripada entrepreneur yang tidak pernah bekerja dengan orang
lain.
Tinggal bagaimana mereka mau
mengembangkan diri dengan belajar lebih dalam tentang bisnis yang akan
dikembangkan para entrepreneur……so, benar lah apa yang disampaikan tadi
bahwa “beruntunglah karyawan yang akan menjadi entrepreneur”…..