Sejak demonstrasi supermassa sekaligus superdamai pada 2 Desember lalu telah membangkitkan semangat persaudaraan muslim di seluruh Indone...
Sejak demonstrasi supermassa sekaligus superdamai pada 2 Desember lalu telah membangkitkan semangat persaudaraan muslim di seluruh Indonesia. Unjuk rasa menuntut Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok segera diadili atas kasus dugaan penistaan Al-Quran kebanjiran 7,4 juta umat Islam dari beragam daerah di tanah air.
Protes serupa juga berlangsung di berbagai daerah. Sampai-sampai pembina GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) Majelis Ulama Indonesia Habib Rizieq Syihab mendeklarasikan 2 Desember sebagai hari persaudaraan umat Islam Indonesia. Maklum saja, peserta Aksi Bela Islam III pada 2 Desember itu berasal dari pelbagai latar mazhab, organisasi Islam, profesi, suku, dan budaya di tanah air.
Bahkan untuk memelihara persaudaraan muslim di Indonesia dikampanyekan gerakan lima waktu salat berjamaah di Masjid. Dimulai dengan salat subuh berjamaah di semua masjid serta musala serentak di seluruh Indonesia pada 12 Desember lalu.
Asma Ratu Agung, aktivis kemanusiaan sekaligus ketua umum ICMI Peduli Pusat, pun melihat 212 sebagai momentum untuk membangkitkan kejayaan ekonomi umat islam di tanah air. Karena itulah dia menggagas berdirinya jaringan minimarket Muslim 212 Mart (M 212 M) berprinsip dari umat, oleh umat, dan untuk umat.
Sebagai bentuk keseriusan, dia pun menjaminkan sebuah rumahnya di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, seharga Rp 15 miliar.
Jaringan minimarket Muslim 212 Mart ini terbentuk Kamis lalu. Dia bilang telah menunjuk Habib Rizieq sebagai komisaris utama, Bachtiar Nasir, dan Abdullah Gymanstiar menjadi komisaris.
Berikut penjelasan Asma Ratu Agung, juga berprofesi sebagai pengusaha, kepada Faisal Assegaf dari Albalad.co saat ditemui kemarin di sebuah rumahnya di Jakarta Selatan.
Bagaimana ide buat mendirikan waralaba Muslim 212 Mart muncul dan siapa yang menggagas?
Saya adalah aktivis kemanusiaan, saya ini ketua umum ICMI Peduli Pusat, badan otonomi ICMI. Dengan rasa kepedulian itu, timbullah visi dalam hidup saya bagaimana menjayakan Islam. Kalau kita mau berjaya, kita harus kuat dalam segala hal. Kuat iman, ilmu, fisik, harta, intelektual, dan sosial.
Saya ingin bagaimana menguat umat secara ekonomi. Momentumnya adalah di 212. Sehingga pada Senin (12 Desember 2016) jam dua siang, saya kirim ke grup ICMI Mencerahkan. Siapa mau menjadi manajer minimarket saya. Saya ingin membuat minimarket Muslim 212. Saya kirim lagi ke grup Muslim Bisnis. Ada dua merespon, dokter Taufan dan Agung.
Saya ingin saham minimarket Muslim 212 Mart ini dimiliki umat. Jargon saya usaha bersama, sejahtera bersama.
Apa ide ini juga dikoordinasikan dengan pimpinan GNPF, seperti Bachtiar Nasir dan Habib Rizieq?
Dalam pikiran saya 212 ini tidak ada yang memiliki, umat memiliki. 212 ini bukan milik seseorang atau golongan tapi 212 adalah ruh kecintaan terhadap Allah. Siapapun mencintai Allah, bersatulah di 212 itu.
Akhirnya saya mengundang umat pecinta kejayaan Islam untuk bergabung dalam rapat Kamis (15 Desember 2016) jam satu siang di gedung Smesco (Jakarta Selatan). Termasuk Bahctiar Nasir, Munarman saya undang.
Ternyata tanggapannya luar biasa. Lalu untuk menambah kepercayaan yang lain, saya jaminkan rumah saya ini seharga Rp 15 miliar supaya cepat.
Memang gerakan yang sangat luar biasa di tanggal 2 Desember lalu menyisakan berbagai berkan, persatuan dan kesatuan. Dengan gerakan 212 diharapkan menjadi motivasi baru untuk memperkuat kesatuan dan persatuan Republik Indonesia.