Masyarakat dan pengusaha Malaysia menggemari produk Indonesia. Mulai busana muslim, mukena, produk fashion sulam dan bordir, tekst...
Masyarakat dan pengusaha Malaysia
menggemari produk Indonesia. Mulai busana muslim, mukena, produk fashion
sulam dan bordir, tekstil, kerajinan tangan, hingga hantaran pernikahan
dan pernak pernik suvenir yang unik khas buatan perajin Indonesia.
Ani Mulyani, Atase Perdagangan KBRI
Kuala Lumpur, Malaysia mengatakan secara berkala, umumnya jelang
Ramadhan, pengusaha Malaysia memborong busana atau produk fashion dan
lifestyle dari pasar Tanah Abang, selain juga Bandung yang menjadi
destinasi belanja favoritnya. Produk Indonesia di jual kembali oleh para
pengusaha ini di negeri asalnya.
Tingginya animo masyarakat Malaysia
terhadap produk Indonesia juga didapati dari penyelenggaraan pameran
kerajinan produk lifestyle Indonesia, Inacfrat di Malaysia sejak 2009.
Memasuki tahun keempat, penyelenggaraan Inacraft di Malaysia kian
menjadi pilihan dan destinasi belanja favorit penggemar produk Indonesia
di negeri jiran. Baik dari kalangan pengusaha, masyarakat Malaysia,
juga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia baik kalangan ekspatriat
hingga pekerja di perkebunan dan kilang.
Menurut Ani, produk Indonesia yang unik
juga inovatif menjadi incaran masyarakat Malaysia. Pameran seperti
Inacraft di Malaysia, menjadi kesempatan emas bagi mereka untuk
memborong atau membeli satuan ragam produk Indonesia, dengan harga lebih
kompetitif.
"Kebanyakan, produk yang diminati adalah
mukena buatan dari Padang. Mungkin karena faktor kedekatan, banyak
orang Malaysia keturunan Minangkabau. Makanan Indonesia juga diminati di
Malaysia, terutama oleh orang Indonesia selain juga semakin banyak
orang Malaysia yang mulai suka makanan Indonesia," jelas Ani
Ia melanjutkan, "Busana muslim model
abaya juga diminati, karena kebanyakan perempuan Malaysia berkerudung
dan tidak menyukai busana two pieces termasuk tunik. Satu hal lagi,
busana ukuran S tidak laku di Malaysia. Jadi, ukuran busana sangat
penting diperhatikan jika ingin menawarkan produk busana ke Malaysia."
Selain kebutuhan poko, orang Malaysia
yang berencana menikah juga, mencari suvenir unik di Indonesia. Termasuk
kebutuhan pernikahan seperti undangan. "Pasar Tebet menjadi destinasi
masyarakat Malaysia yang mencari kartu undangan pernikahan," ujar Ani.
Lagi-lagi, pertimbangan biaya produksi kartu undangan yang cenderung
tinggi di Malaysia, membuat mereka lebih memilih datang ke Indonesia
untuk memesan kartu undangan dengan desain jauh lebih menarik dan harga
lebih kompetitif.
Selain selera masyarakat Malaysia yang
sesuai dengan produk Indonesia, pendapatan per kapita per tahun Malaysia
juga cenderung tinggi, sekitar 9.136 dollar, dengan pertumbuhan 5,1
persen. "Daya beli masyarakat Malaysia cukup tinggi," tambah Ani.