Aslm Pak Meriza, Menarik sekali membaca rubrik tanya jawab yang selalu bapak bina dalam rubrik ini . Menambah pengetahuan saya dala...
Aslm Pak Meriza,
Menarik sekali membaca rubrik tanya jawab yang selalu bapak bina dalam rubrik ini. Menambah pengetahuan saya dalam berbisnis.
Kebetulan permasalahan yang bapak ulas dan ditanyakan teman-teman serta relevan
dengan bisnis saya pak. Terima kasih.
Saya berbisnis brownies pak. Produk saya memiliki diferensiasi dibanding
brownies yang lainnya ya. Produk saya itu Forzen Brownies dan brandnya adalah Kodeloz.
Bisnis ini sudah saya jalankan bersama teman saya, Rien, selama dua tahun.
Perjalanan bisnis kami sudah relatif maju. Namun demikian, masih turun
naik kinerjanya. Dalam program pemasaran, kami menggunakan berbagai media untuk
mempromosikan produk ini. Salah satunya adalah televisi nasional. Beberapa kali
kami sudah diliput untuk program-program mereka.
Fenomena yang kami hadapi saat ini agak unik, pak. Setelah tayang
televisi, memang terjadi kenaikan permintaan oleh pasar. Kami memenuhinya
sesuai dengan permintaan.
Akan tetapi, tidak lama setelah itu, turun lagi. Kami jadi
bertanya-tanya, kenapa hal ini bisa terjadi. Mohon masukan dari Bapak untuk
mengoptimalkan program pemasaran, khususnya program komunikasi pemasaran kami
ini.
Wassalam
Ratu Adelin
Bandung
Wassalamualaikum wr. Wb.
Alhamdulillah dan senang sekali rasanya kalau
rubrik tanya jawab ini bisa
memberikan manfaat kepada teman-teman Entrepreneur dalam menjalankan usaha.
Semoga keberadaan rubrik ini akan terus mampu memberikan value kepada
teman-teman.
Bisnis kuliner di Bandung adalah salah satu bisnis yang sangat
berkembang saat ini dan akibatnya adalah tingkat persaingan saat ini. Oleh
karena itu, para entrepreneur dituntut untuk mampu membuat strategi pemasaran
yang mampu memberikan value yang optimal bagi perusahaan. Apa itu? Strategi
tersebut harus mampu membuat transaksi penjualan, lalu konsumen puas dan loyal
pada akhirnya.
Itu adalah tujuan dari program pemasaran dan promosi yang dijalankan
oleh setiap entrepreneur. Menyangkut permasalahan promosi yang sudah dijalankan
lewat televisi, apalagi televisi nasional, itu adalah langkah yang sangat
strategis.
Kita bisa melihat effort yang
sangat besar untuk bisa masuk ke liputan TV nasional. Alhamdulillah, kesempatan
tersebut sudah bisa didapatkan oleh Adel dan Rien.
Akan tetapi, hal ini belumlah cukup dalam konsep komunikasi pemasaran.
Kenapa demikian? Mari kita lihat dari konsep AIDA yang sering digunakan untuk
menganalisis efektifitas dari komunikasi pemasaran yang dijalankan oleh para
pemasar.
AIDA merupakan singkatan dari Attention, Interest, Desire dan Action.
Konsep ini perlu Adel pahami dengan baik. Saya melihat, promosi yang dilakukan
melalui TV dan media lainnya baru sampai pada tahap Attention. Dalam konteks
ini, liputan tersebut baru sampai bagaimana menarik perhatian produk kita
kepada konsumen.
Akan tetapi, hal ini belum cukup untuk membuat transaksi jual beli
terjadi. Kita perlu tahu perilaku konsumen dan dalam AIDA ini akan terlihat
jelas sampai dimana program promosi kita tersebut. Kita harus meningkatkan
kepada interest atau membuat konsumen
tertarik akan produk kita.
Tahap ketiga adalah bagaiman membuat mereka memiliki hasrat atau desire untuk
membeli. Tahap ini membutuhkan upaya pembuktian kepada konsumen. Barulah masuk
ketahap keempat, yaitu action. Dalam tahap ini, konsumen baru akan membeli
produk kita.
Jadi, Adel dan Rien harus bisa memahami tahap-tahapan ini dengan baik.
Kemudian, diturunkan dalam bentuk program agar konsumen sampai pada action
untuk membeli produk kita. Bagaimana membuat komunikasi setelah di TV tersebut
ditambah dengan komunikasi langsung seperti tester kepada calon konsumen, agar
bisa membuat mereka interest. Kemudian berhasrat untuk membeli dan pada
akhirnya membeli produk kita.