“Pak Meriza, kalau saya beberapa kali keluar kota dan juga ke luar negeri. Apa yang bisa saya manfaatkan dari perjalankan bisnis tersebut...
“Pak Meriza, kalau saya beberapa kali keluar kota dan juga ke luar negeri. Apa yang bisa saya manfaatkan dari perjalankan bisnis tersebut untuk membangun diri dan bisnis yang akan saya kembangkan ketika menjadi seorang pensiunpreneur?” demikian pertanyaan dari seorang teman yang baru pulang dari perjalanan dinasnya dari Batam dan Singapura. Saya menjadi tertarik karena memang ini menjadi sebuah aktivitas rutin yang pastinya dilakukan oleh seorang karyawan dalam kerangka bisnis.
Rasanya,
inilah yang menjadi salah satu sumber competitive advantage dari seorang
karyawan dibandingkan dengan seorang entrepreneur yang tidak pernah bekerja di
perusahaan orang lain. Para karyawan memiliki kesempatan untuk melakukan
perjalankan dinas keluar negeri. Ini menjadi potensi yang bersifat intangible
bagi karyawan dimana mereka mendapatkan beberapa value untuk memulai bisnis dan bahkan mengembangkan
bisnis.
Pertama,
karyawan itu mendapatkan peningkatkan potensi diri, khususnya dari lingkungan
bisnis. potensi yang dimaksud adalah missal mereka bertugas di pemasaran,
artinya, mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri dalam hal
memasarkan produk dengan basis consumer market atau perilaku pasar yang ada di
luar kota dan juga luar negeri.
Yang kedua
adalah bagaimana karyawan mendapatkan pengetahuan (knowledge) baru tentang
bisnis yang dilihat, dirasakan dan yang didengar serta bahkan dari taste dan
smell yang berhubungan dengan bisnis kuliner. Hal ini menjadi penting bagi
setiap karyawan dalam memilih dan mengembangkan bisnis nantinya. Jadi,
perjalanan bisnis ke luar kota dan luar negeri bisa menjadi dasar untuk memilih
bisnis dan mengembangkan bisnis.
Yang ketiga
adalah bagaimana seorang karyawan mampu meningkatkan skill dalam berbisnis
dimana semakin dapat meningkatkan marketing managerial skill, leadership skill,
decision making and problem solving skill, communication skill dan sampai
dengan motivational skill. Banyak hal yang didapat dari perjalanan bisnis
tersebut.
Yang keempat
adalah bagaimana karyawan dapat peningkatan attitude atau sikap dalam berbisnis
dimana sikap orang luar kota dan luar negeri menjadi terlihat, khususnya
bagaimana mereka melayani konsumen, tanggung jawab, positive thinking, positive
feeling, positive action. Semuanya menjadi modal dalam berbisnis.
Yang terakhir,
yang tidak kalah penting adalah bagaimana mendapatkan morale dari seorang
pebisnis di luar negeri. Mereka yakin, disiplin dan antusias dengan bisnis yang
dijalankan. Inilah yang menjadi modal bagi setiap karyawan dalam memilih dan
mengembangkan bisnis ketika sudah menjadi seorang pensiunpreneur.
PPST: Pensiunpreneur Siapa Takut
Tulisan ada di www.strategidanbisnis.com