Karyawan, jangan lihatnya kejauhan kalau mau berbisnis. Hal ini sangat terasa dalam diri saya ketika memutuskan diri berpindah dari sta...
Karyawan, jangan lihatnya kejauhan kalau mau berbisnis. Hal ini sangat
terasa dalam diri saya ketika memutuskan diri berpindah dari status karyawan
menjadi seorang entrepeneur, pilihan yang tidak mudah memang karena berhubungan
dengan perpindahan mindset dari karyawan menjadi entrepreneur dengan berbagai
tantangan yang akan dihadapi, khususnya berhubungan dengan pendapatan yang
pastinya sudah didapatkan setiap bulan. Akan tetapi, beda dengan entrepreneur
yang akan menghadapi uncertainty atau ketidakpastian untuk beberapa waktu.
Oleh karena itu, karyawan perlu melakukan analisis terhadap potensi
diri, khususnya yang ada dalam keluarga yang dimiliki oleh setiap karyawan.
keluarga yang dimaksud adalah pasangan hidup yang sudah menemani karyawan dalam
kehidupan ini. bisa jadi suami ataupun istri
yang menjadi pasangan hidup. Ingat, mereka itu memiliki pengetahuan,
baik tacid knowledge ataupun explicit knowledge, skill dan attitude yang bisa
didapatkan mereka pada saat kuliah ataupun dari keluarga besar mereka. Bahkan
dari tempat bekerja mereka bagi yang pasangan hidupnya pernah bekerja di
perusahaan orang lain. Juga yang tidak kalah penting adalah komunitas dimana
mereka berada. Teman-temannya, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, sekolah menengah atas juga menjadi potensi bisnis mereka.
Semuanya adalah potensi bisnis yang harus dilihat secara objektif. Seorang karyawan harus melepaskan status
sebagai pasangan hidup dulu sehingga akan bisa melakukan komunikasi secara
objektif. Diskusikan tentang apa yang
kan dilakukan dan apa yang bisa dikerjasamakan antara karyawan dengan pasangan
hidupnya.
Yang selalu saya sampaikan adalah bagaimana sejatinya seorang karyawan
memiliki intangible asset yang mereka dapatkan selama bekerja yaitu pengetahuan
dan keterampilan serta sikap dalam berbisnis dan manajemen, jaringan, trust
ketika mereka bekerja dari orang-orang yang sempat dan bahkan masih berhubungan
dengan mereka di perusahaan. ini adalah asset yang paling mahal.
Pasangan hidup membutuhkan kolaborasi ini. biarlah mereka fokus pada
pengembangan produk yang memang relevan dengan potensi yang dimiliki. Biarlah
mereka berkonsentrasi untuk mengembangkan kompetensi diri yang pastinya mereka
juga memiliki passion yang tinggi dalam
menjalankan dan mengembangkan diri sehingga akan tercipta produk-produk yang
unggul bagi para entrepeneur dalam berbisnis.
PPST: Pensiunpreneur Siapa Takut
Tulisan ada di www.strategidanbisnis.com