Hmmm.. emang untuk edisi minggu ini, ada sesuatu yang unik karena mengangkat pengalaman saya dalam konteks pensiunpreneur yang sudah sa...
Hmmm.. emang untuk edisi minggu ini, ada
sesuatu yang unik karena mengangkat pengalaman saya dalam konteks
pensiunpreneur yang sudah saya lakukan sejak tahun 2003 dimana saya
pernah menjadi seorang karyawan dari perusahaan Asuransi yaitu PT
Asuransi Bintang Tbk pada tahun 2001 – 2003 dengan posisi sebagai
seorang supervisor marketing setelah mendapatkan program Management
Trainee dan menjadi the best trainee waktu itu. Saya bertugas untuk
memasarkan asuransi kerugian yang berhubungan dengan asuransi kebakaran,
asuransi kecelakaan, asuransi kesehatan dan beberapa jenis asuransi
lainnya.
Meski dua tahun saya bekerja disana
ditambah Sembilan bulan menjadi seorang trainee sudah mampu memberikan
warna utama dalam diri saya sebagai seorang karyawan dan menjadi bekal
untuk menjadi seorang pensiunpreneur. Memang tahun 2004 saya mendapatkan
beasiswa Sampoerna Foundation untuk kuliah Magister Management di
Universitas Padjadjaran, dan ini membuat saya semakin kuat untuk menjadi
seorang pensiunpreneur.
Akan tetapi, dibalik itu semua, ada satu
dasar yang semoga menjadi inspirasi bagi teman-teman karyawan yang
ingin menjadi seorang pensiunpreneur yaitu adanya kebutuhan untuk
merubah nasib dan kehidupan setelah memasuki 40 tahun. hal ini memang
sangat terngiang-ngiang di benak saya tentang bagaimana bisa menjadi
seorang yang lebih sukses dalam kehidupan dengan menjadi seorang
pebisnis. Tentu konteksnya adalah seorang pensiunpreneur dimana
berbisnis setelah menjadi seorang karyawan.
Saya memang menanamkan sebuah kebutuhan
untuk sukses dengan bisnis sendiri dan tidak lagi tergantung kepada
orang lain. Inilah yang menjadi salah satu fondasi saya menjadi seorang
pensiunpreneur.
Dalam konteks INTEGRATED SUCCESSFUL
PENSIUNPRENEUR MODEL (ISP Model) jelas adanya kebutuhan dan bahkan
mendefinisikan kebutuhan untuk sukses dalam kehidupan ini menjadi salah
satu talent atau bakat yang harus dimiliki oleh setiap karyawan yang
akan menjadi pensiunpreneur. Talent atau bakat dan ketika dihubungkan
dengan diri, harus adanya bakat kubutuh atau necessity terhadap bisnis
yang dijalankan harus benar-benar dipahami dengan baik oleh setiap
karyawan.
Oleh karena itu, bagi karyawan yang akan
menjadi seorang pensiunpreneur ataupun pensiunpreneur yang sudah
berbisnis, mulailah mendefinisikan kebutuhan teman-teman terhadap bisnis
yang dijalankan agar menjadi sebuah fondasi untuk sukses dalam bisnis.
apa kebutuhan teman-teman? Kalau saya ingin merubah nasib dalam bentuk
harta, berbuat baik kepada banyak orang dan menjadi bagian dari ibadah.
Itulah kebutuhan saya menjadi seorang pensiunpreneur.
Lalu, masih takut memilih untuk jadi
pensiunpreneur sukses? Waktunya sekarang memutuskan untuk menjadi
seorang pensiun preneur sukses. Ingat…….., NOW OR NEVER…..