“Pak Meriza, kok saya tidak berani ya.. memilih menjadi pensiun preneur dalam kehidupan ini? rasanya, semuanya sudah saya siapkan unt...
“Pak Meriza,
kok saya tidak berani ya.. memilih menjadi pensiun preneur dalam kehidupan ini?
rasanya, semuanya sudah saya siapkan untuk berbisnis” begitulah pertanyaan dari
seorang peserta pelatihan yang mengikuti program workshop “Pensiun preneur,
siapa takut?”. Hmmm.. saya mulai mengingat-ingat, pertanyaan yang seringkali
ditanyakan oleh karyawan kepada saya tentang bagaimana memulai bisnis.
Memang tidak
salah pertanyaan ini, meskipun karyawan sudah melakukan analisis terhadap
potensi diri yang saya bantu melalui sebuah model percepatan sukses seorang
pensiunpreneur dalam berbisnis. Keberanian berhubungan dengan mindset atau
sikap mental seorang karyawan untuk berbisnis. Kenapa demikian? Karena karena
selama ini, karyawan berada pada kondisi comfort atau nyaman di tempat kerja.
Jika dilesisik
lebih dalam, hal yang membuat karyawan takut menjadi seorang pensiunpreneur
adalah rasa takut yang mereka ketika menjadi seorang pensiunpreneur. Rasa takut
pertama adalah rasa takut akan gagal jika bisnis tidak bisa berjalan sesuai
dengan rencananya. Hal ini wajar karena selama ini karyawan melakukan pekerjaan
di perusahaan yang sudah berjalan dengan sistem.
Oleh karena
itu, seorang karyawan bisa membuat rencana dengan baik berupa business plan.
Dengan pengetahuan dan pengalaman di tempat kerja, kualitas business plan jauh
lebih baik dibandingkan dengan yang dibuat oleh entrepreneur yang tidak bekerja
di perusahaan orang lain.
Yang kedua
adalah rasa takut tidak akan dapat gaji bulanan lagi. Hal ini terlihat
bagaimana seorang karyawan mendapat gaji setiap bulan. Tentu gaji tersebut
belum tentu didapatkan ketika membangun bisnis. persepsi ini kurang tepat
karena sejatinya seorang karyawan ketika memilih jadi pensiunpreneur, tetap
bisa mendapatkan gaji. Oleh karena itu, seorang karyawan harus mempersiapkan
tabungan selama 12 bulan sejak mereka meninggalkan perusahaan.
Tujuannya
adalah bagaimana seorang pensiunpreneur tetap bisa menggunakan tabungan mereka
untuk menjadi gaji untuk tiga sampai empat bulan sejak bisnis itu dimulai.
Dalam konteks ini, seorang karyawan harus benar-benar memilih bisnis yang
seseuai dengan potensi diri yang sudah dianalisis dan pasar yang memiliki need,
want dan demand yang jelas serta menerapkan manajemen, baik manajemen
strategik, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen operasi,
manajemen sumber daya manusia serta teknologi informasi.
Yang terakhir
adalah carilah mentor dan coaching oleh setiap karyawan dalam menjalankan peran
sebagai seorang pensiunpreneur. Keberanian akan terbangun dengan adanya coach
dan mentor.
So, masih
takut memilih untuk jadi pensiun preneur sukses? Karyawan harus berani dalam
memutuskan untuk menjadi seorang pensiun preneur sukses. Ingat…….., NOW OR
NEVER…..
PPST: Pensiunpreneur Siapa Takut
Tulisan ada di www.strategidanbisnis.com