“Pak Meriza, mana yang lebih saya perhatikan, apakah potensi diri atau passion dalam memilih sebuah bisnis yang akan dijalankan oleh ...
“Pak Meriza,
mana yang lebih saya perhatikan, apakah potensi diri atau passion dalam memilih
sebuah bisnis yang akan dijalankan oleh para karyawan untuk menjadi seorang
pensiunpreneur? “ pertanyaan salah seorang peserta workshop Pensiun Preneur,
Siapa Takut?. Pertanyaan yang berawal dari sebuah model percepatan bisnis yang
dijalankan oleh para karyawan untuk menjadi pensiunpreneur dimana bisnsi yang
dijalankan tersebut benar-benar berbasis kepada diri dan pasar.
Kembali ke
pertanyaan Bapak tadi, jelas ini adalah pilihan
yang sebaiknya sih, dua-duanya ada dalam diri setiap karyawan. akan
tetapi, ketika diminta untuk memilih, jelas ini harus memperhatikan aspek-aspek
penting lainnya karena berhubungan dengan bagaimana menjadi seorang
pensiunrepeneur yang dapat membangun bisnis sehingga mencapai tujuan yaitu
profit, people, planet, sustainability sampai dengan bisnsi yang tumbuh dan
berkembang dari skala mikro, kecil, menengah dan besar.
Pendapat saya
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang saya jalani, lebih baik menekankan
pada aspek potensi diri setiap karyawan dalam memilih bisnis daripada passion.
Kenapa demikian? Kalau bicara potensi diri, adanya dalam diri dan juga dalam
lingkungan para pensiunpreneur. Hal ini berhubungan dengan apa yang sudah
melekat pada diri mereka dan tidak mungkin dirubah karena itu sudah terjadi dan
dimensi waktu membuatnya sudah tidak bisa dirubah.
Sebagai
contoh, potensi diri dari keluarga, khususnya orang tua yang berbisis
kontraktor. Tentu ini adalah potensi diri dan sudah ada pada orang tua. Contoh
lainnya, pernah kuliah di jurusan tata boga, tentu ini sudah terjadi dan
menjadi potensi diri yang tidak bisa dirubah. Bentuk lainnya yang melekat
dengan diri adalah pernah bekerja sebagai asistem manajer di perusahaan
Asuransi Bintang Tbk tahun 2001 - 2003, tentu hal ini adalah potensi diri yang
sudah tidak bisa dirubah lagi.
Beda dengan
passion yang sangat dipengaruhi oleh emosi atau perusahaan setiap orang yang bekerja.
Passio itu sifatnya turun naik dan bahkan ada juga yang menyebut ada orang yang
dalam keadaan mood dan tidak mood. Hal ini akan berbahaya kalau dijadikan
sebagai dasar untuk memilih bisnis.
Oleh karena
itu, saya menyarankan, lebih baik memilih bisnis sesuai dengan potensi diri
dibandingkan dengan passion masing-masing. So, masih takut memilih untuk jadi pensiun
preneur sukses? Waktunya sekarang memutuskan untuk menjadi seorang pensiun
preneur sukses. Ingat…….., NOW OR NEVER…..
PPST: Pensiunpreneur Siapa Takut
Tulisan ada di www.strategidanbisnis.com
Tulisan ada di www.strategidanbisnis.com