Dalam konteks bisnis, seorang entrepreneur sangat dituntut untuk bisa mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan dan itu diawali...
Dalam
konteks bisnis, seorang entrepreneur sangat dituntut untuk bisa mencapai
keunggulan bersaing yang berkelanjutan dan itu diawali dari bagaimana seorang
entrepeneur bisa membangun sebuah budaya perusahaan yang dapat membangun
kekuatan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari untuk mencapai tujuan
bisnisnya. Hal ini dirasakan perlu ketika entrepreneur dihadapkan pada
bagaimana tingkat persaingan yang semakin tinggi dan pastinya harus memiliki
sesuatu yang dapat diandalkan.
Konteks
ini sangat relevan dengan bagaimana seorang entrepreneur mampu membuat sebuah
corporate culture bagi perusahaan mereka yang berisikan banyak orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bisnis yang sudah ditetapkan oleh
entrepreneur itu sendiri. Budaya perusahaan adalah integrator atau alat yang
dapat mempersatukan seluruh bagian dari perusahaan, termasuk karyawan serta
manajemen dan owner yang notabene adalah entrepeneur itu sendiri.
Ketka
bicara tentang budaya perusahaan, sudah sejatinya entrepeneur fokus bagaimana
membuat budaya perusahaan serta menanamkannya dalam setiap diri entrepeneur.
Pelajaran yang saya dapatkan ketika berkungjunga ke PT Chevron Pacific
Indonesia (CPI) benar-benar menunjukkan bagaimana sejatinya sebuah budaya perusahaan
itu harus ditanamkan dalam setiap orang dalam perusahaan, mulai dari top
management sampai dengan level lower management. Semuanya ikut serta dalam
menjalankan setiap nilai perusahaan.
Hal
ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, pertama, mendefinisikan budaya
perusahaan dan dihubungkan dengan konsep diri setiap orang dalam perusahaan.
hal ini tercermin dari budaya yang dikembangkan dalam perusahaan. kedua,
bagaimana entrepreneur bisa menjelaskan manfaat setiap budaya perushaan kepada
pekerjaan dan perusahaan serta diri mereka sendiri. Hal ini berhubungan dengan
bagaimana entrepeneur bisa membuat sebuah irisan pemahaman antara entrepreneur
dengan karyawan.
Ketiga,
buatkan aturan yang diperlukan untuk menjalankan budaya perusahaan karena itu
akan berhubungan dengan regulasi serta pada hal-hal yang relevan dengan keuangan atau anggaran
serta fasilitas pendukung. Tanpa hal ini, tidak akan dapat berjalan dengan
baik. Perusahaan besar seperti CPI juga memperlihatkan hal ini.
Keempat,
bagaimana entrepreneur perlu memberikan pelatihan, coaching dan mentoring serta
counseling terhadap aspek-aspek yang berhubungan dengan budaya perusahaan.
tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini akan menentukan keberlanjutan implementasi
budaya tersebut. Kelimat, berikan reward dan punishment yang objektif dan
transparan. Keenam, evaluasi setiap implementasi budaya perusahaan dan yang
terakhir adalah lakukan perbaikan atas budaya perusahaan yang berlaku di
perusahaan seiring dengan masukan dari karyawan serta hasil evaluasi. Inilah
yang perlu diperhatikan oleh setiap entrepreneur saat ini untuk memenangkan
persaingan bisnis.