Kenapa keputusan yang dibuat oleh sebagian orang serhingkali tidak sesuai dengan yang mereka harapkan? Padahal analisisnya sudah mend...
Kenapa keputusan yang
dibuat oleh sebagian orang serhingkali tidak sesuai dengan yang mereka
harapkan? Padahal analisisnya sudah mendalam dan menggunakan berbagai tool yang
dapat memberikan analisis lebih baik dan tajam…. Begitulah pertanyaan salah
seorang binaan GIMB Foundation kepada saya terkait decision making process yang
harus dibuat oleh setiap entrepreneur, khususnya keputusan yang berhubungan
dengan bisnis mereka.
Selalu saya sampaikan
bahwa keputusan bisnis itu harus logis dan harus minimal berhubungan dengan
emosi yang pastinya tidak bisa dilepaskan dari setiap diri entrepreneur. emosi
itu selalu melekat dalam diri mereka dan oleh karena itu, entrepreneur harus
mampu meng eliminir setiap emosi yang ada sehingga kualitas keputusan yang
dibuat akan selalu berkontribusi optimal kepada pencapaian tujuan bisnis itu
sendiri yaitu profit, people, planet,
sustainability serta tumbuh dan berkembang dari skala mikro, kecil, menengah
dan besar.
Salah satu
pertimbangan yang harus dijadikan dasar bagi entrepreneur dalam membuat
keputusan adalah berfikir system atau system thingking. Mungkin orang
bertanya-tanya kenapa harus berfikir system dalam mengambil keputusan? Kenapa
tidak hanya menggunakan intuisi karena intuisi itu dapat membuat keputusan yang sangat cepat dan bahkan tidak perlu
berfikir panjang untuk membuatnya. Ingat, tingkat persaingan yang semakin
tinggi membuat speed adalah salah satu hal yang penting bagi entrepreneur.
Memang betul bahwa speed
itu penting bagi pembuatan keputusan para entrepreneur, akan tetapi, jelas
tidak boleh hanya berfikir kecepatan membuat keputusan. Yang lebih penting
adalah kualitas keputusan yang bisa membuat penyelesaian terhadap setiap
masalah yang ada dalam perusahaan.
Berfikir system
mentuntut setiap entrepreneur untuk bisa membuat kerangka berfikir dengan
memperhatikan sub-sub system yang ada di dalam keputusan itu sendiri sebagai
pertimbangan karena sub-sub system itu saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Contohnya, entrepreneur harus bisa memeprhatikan sub-sub system
yang ada dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan mereka.
Entrepreneur pasti
sudah tahu tentang keuangan, pemasaran, proses bisnis dan sumber daya manusia
sebagai sub system dalam lingkungan internal. Sementara, konsumen, pesaing,
distributor, supplier, politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi merupakan
sub system dalam linkungan eksternal.
Semuanya akan
melewati konsep input – proses – output seperti konsep system selama ini yang
sudha banyak diketahui. Akan tetapi, hal ini tidak cukup karena berhubungan
dengan kualitas keputusan entrepreneur itu sendiri nantinya. Setelah output,
entrepreneur harus memikirkan outcome dari keputusan dengan bentuk penyelesaian
masalah yang dihadapi. Artinya, sejauh mana kontribusi keputusan terhadap
penyelesaian masalah bisnis.
Apakah cukup? Belum.
Entrepreneur harus memikirkan sampai kepada impact atau dampak dari setiap
keputusan, baik itu dampak positif maupun dampak negative yang pastinya akan
berpengaruh kepada bisnis mereka.
Disinilah
entrepreneur harus mendesain kerangka berfikir system, mulai dari input –
proses – output – outcome – impact. Oleh karena itu, entrepreneur harus semakin
hati-hati dan bahkan dalam kondisi logis yang sangat tinggi untuk membuat
keputusan agar keputusan tersebut bisa memberikan kontribusi optimal dalam
menyelesaikan masalah dan mampu mencapai tujuan bisnis yang sudah ditetapkan
oleh entrepreneur tersebut.