hmmm... rasanya kalimat ini terlalu ekstrim dan keras untuk sebagian orang yang menjalankan bisnis. Kan pilihan sebagai entrepreneur itu ...
hmmm... rasanya kalimat ini terlalu ekstrim dan
keras untuk sebagian orang yang menjalankan bisnis. Kan pilihan sebagai
entrepreneur itu memiliki time freedom dan financial freedom, pak, kata salah
salah seorang binaan. Memang
iya, konsep financial freedom dan time freedom itu adalah salah satu benefit
yang bisa didapatkan oleh para entrepreneur. akan tetapi, Itu tida serta merta
didapat ketika mereka memulai usaha. Harus ada term and codition applied yang
harus diberlakukan sehingga benefit tersebut bisa didapat oleh para
entrepreneur. Jangan terjebak dengan jargon seperti itu sebelum mengetahui
syarat dan ketentuan yang berlaku untuk mencapainya.
Salah satu hal mendasar yang perlu dilakukan oleh
setiap entrepreneur adalah bagaimana menerapkan manajemen secara efektif dan
efisien dalam bisnis mereka. Manajemen itu perlu dipahami, dihayati serta
digunakan oleh setiap entrepreneur dalam bisnis mereka. Apalagi bisnis tersebut
bertujuan untuk mengelola seluruh sumber daya perusahaan (man, money, machine,
methode, material, minute, market dan information).
Aspek yang paling penting bagi entrepreneur dalam
manajemen ini adalah controlling atas seluruh aktivitas yang dijalankan. Beberapa waktu lalu, terlihat
kontrol atas bisnis para entrepreneur itu masih relatif kurang dan bahkan tidak
melakukan kontrol. Kenapa demikian?
Pertama, karena
pemahaman yang masih terbatas, Kedua, tidak adanya pihak ketiga yang bisa
dijadikan sebagai pengawas seperti komisaris independen bagi bisnis entrepreneur.
Mereka berperan sebagai balancer bagi entrepreneur, khususnya sebagai
controller. Banyak hal yang didapat dari seorang controller yang dapat membuat
bisnis entrepreneur mengalami continues improvement untuk mencapai profit,
people, planet, sustainability serta tumbuh dan berkembang. So, fokuslah kepada
pengendalian bisnis teman-teman dan teman-teman juga kudu dikontrol bisnisnya.
Kontrol bisa dilakukan oleh pihak luar yang dalam
hal ini bisa melihatkan orang yang tidak memiliki saham di dalam perusahaan.
Dalam konteks bisnis, bisa jadi mereka berperan sebagai “komisaris independen”
bagi perusahaan entrepreneur. Hal ini penting karena harus ada independensi
seorang controller dalam bisnis tersebut. Tentu orangnya juga harus memiliki
kualifikasi yang jelas dan sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh bisnis itu
sendiri.
Untuk menjadi controller, diharapkan mereka
memiliki pengetahuan tentang bisnis dan lingkungan bisnis, manajemen itu
sendiri. Khususnya yang bersifat konseptual karena yang akan dilakukan adalah
bagaimana mengevaluasi bisnis para entrepreneur yang terus berubah sebagai
dampak dari perubahan lingkungan bisnis mereka.
Selain itu, controller juga ada latar belakang
praktisi sehingga dalam analisisnya juga akan semakin tajam dengan tidak hanya
mengandalkan konsep yang ada di teori. Analisis ini didasarkan konseptual dan
fakta dan dirangkai dengan metode ilmiah sehingga kesimpulan dan saran yang
dibutuhkan oleh para entrepreneur akan sangat berkualitas.
Selain kontrol dilakukan oleh pihak luar,
entrepreneur juga bisa memanfaatkan peran dari pemegang saham lainnya dan
berperan sebagai seorang komisaris. Jelas ini akan lebih menguntungkan karena
komisaris tersebut memiliki ikatan dengan para entrepreneur dan bisnis itu
sendiri. Akan tetapi, seringkali tidak terlalu objektif dalam pengawasan
mereka. intinya, ada plus dan minus nya.
Oleh karena itu, setiap entrepreneur perlu memulai
fokus pada kontrol pada bisnis mereka agar bisa mencapai tujuan bisnis secara
efektif dan efisien.