Pertanyaan menjadi lucu jika saya tanyakan kepada diri sendiri. Kenapa orang bisa gagal menjadi binaan PKBL? Kok bisa? Kenapa harus gag...
Pertanyaan menjadi lucu
jika saya tanyakan kepada diri sendiri. Kenapa orang bisa gagal menjadi binaan
PKBL? Kok bisa? Kenapa harus gagal? Pertanyaan yang seharusnya tidak perlu
ditanyakan kepada diri sendiri, akan tetapi, itu yang terjadi saat ini. Bingung
mau menjawab apa karena seharusnya tidak seperti itu. Logikanya adalah orang
yang sudah mendapatkan binaan dari PKBL harus menjadi entrepreneur sukses dalam
bisnis mereka.
Sekali lagi, itulah
yang terjadi saat ini. Banyak entrepeneur yang bisa menjadi binaan PKBL, akan
tetapi tidak merasakan apa-apa dari program ini. Bahkan mereka kaya mendadak,
tetapi tidak enak diakhir. Istilahnya, tidak happy ending dalam program PKBL
yang mereka terima selam ini. jelas ini tidak benar.
Sebagai seorang
akademisi dan praktisi bisnis, sangat menyayangkan kejadian ini. jawaban yang
bisa diberikan pun jadi kurang meyakinkan. Secara umum, kita bisa melihat
kejadian ini disebabkan oleh dua faktor yaitu dari dalam diri atau internal
entrepeneur itu sendiri dan juga faktor eksternal dari diri dan juga bisnis
mereka. penting untuk dilhat dari dua aspek ini karena saling mempengaruhi
kualitas seorang entrepeneur dalam mendapatkan dana PKBL.
Kedua faktor ini harus
dilihat secara berimbang agar dapat menjadi gambaran setiap orang yang peduli
dengan PKBL ini dapat membuat keputusan danpolicy yang tepat. Jangan sampai
salah membuat kebijakan karena akan berdampak kepada kebijakan jangka panjang
dari program PKBL ini. hmmmm...perlu serius membahasnya nih....
Faktor internal para
entrepeneur itu dikelompokkan
menjadi dua yaitu, pertama individu entrepeneur itu sendiri. kemudian, faktor
internal bisnis mereka Faktor internal ini akan sangat mempengaruhi bagaiman
seorang entrepeneur dalam menjalankan peranan mereka sebagai binaan dari PKBL.
Jelas ini harus dipahami.
Faktor individu para
entrepeneur jelas berhubungan dengan bagaimana persepsi mereka terhadap program
PKBL ini. Persepsi mereka itu bisa positif dan bisa juga negatif. Bila positif,
jelas mereka memahami program PKBL sebagai media untuk membantu mereka
membesarkan bisnis yang saat ini dijalankan. Peranan program PKBL itu penting
dan bersifat stratejik karena dapat membantu pendanaan dan juga pembinaan serta
membantu pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh para entrepreneur.
Persepsi inilah yang
harus dibangun terlebih dahulu agar bisa mencapai tujuan pelaksanaan program
PBKL itu sendiri. Persepsi itu harus dirubah melalui pengetahuan dan juga
pengalaman yang harus didapatkan oleh para entrepeneur. perubahan persepsi ini
akan membantu bagaimana entrepeneur bisa menjadi berhasil dengan program PBKL
yang diberikan oleh BUMN di negara ini, apapun industrinya.
Demikian juga dengan faktor lainnya yaitu bagaimana motivasi
mereka untuk mendapatkan dana PKBL serta pembinaan dari PKBL itu sendiri.
learning juga mempengaruhi mereka seperti halnya personality dan juga attitude
setiap entrepeneur. jelas, faktor internal enterpeneur sangat mempegaruhi
mereka.
Selain itu, ada juga
faktor keluarga, lingkungan sosial dan lingkungan budaya dari entrepreneur yang
mempengaruhi mereka dalam memanfaatkn program PKBL bagi bisnis yang mereka
pilih. Jangan sampai salah.
Faktor internal bisnis
mereka juga berpengaruh yaitu kondisi keuangan, pemasaran, operasi dan juga
sumber daya manusia. Belum lagi faktor politik, ekonomi, sosial dan budaya
serta teknologi selain konsumen, pesaing, distributor dan juga supplier.
Adapun faktor eksternal
adalah pengelola dan program yang dibuat dan diberikan kepada para entrepeneur dalam program PKBL. Inilah
yang perlu dijawab kenapa seorang entrepeneur tidak bisa mengoptimalkan program
PKBL yang sudah mereka terima.
Inilah
beberapa tips CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY yang pastinya harus dijalankan
pengurus koperasi dalam kerangka membangun manajemen sistem koperasi yang
unggul untuk mencapai sustainable competitive advantage. Let’s make a
management system for our cooperatives
STRABIZ
Management Consulting