Setiap entrepreneur yang berbisnis kuliner pasti menghadapi masalah dalam hal pengelolaankeuangan karena setiap hari menghadapi kebutuhan...
Setiap entrepreneur yang berbisnis kuliner pasti
menghadapi masalah dalam hal pengelolaankeuangan karena setiap hari menghadapi
kebutuhan keuangan perusahaan untuk membeli berbagai aspek dalam kebutuhan
proses bisnis. Bisa saja berhubungan dengan pembelian bahan baku, pembelian
peralatan, bayar gaji karyawan y ang biasanya setiap awal bulan, membeli media
promosi dan lain-lain. Tentu hal ini tidak bisa ditolak oleh para entrepreneur.
Ketika bicara tentang kuliner, setiap entreprneuer
harus menyadari bahwa dibutuhkan kemampuan pengelolaan keuangan yang baik dalam
artian efektif dan efisien. Semuanya harus benar-benar terukur dalam konteks
bagaimana bisnis kuliner dapat berjalan dengan baik tanpa kekurangan uang dalam
hal perjalanan bisnisnya.
Sebagai seorang entrepreneur, tentu kemampuan
mengelola uang menjadi wajib dan ini dimulai dari bagaimana entrepreneur harus
bisa mendapatkan keuangan untuk beberapa bulan operasional perusahaan.
Melanjutkan diskusi beberapa hari yang lalu, tentu setiap entrepreneur
diharapkan mampu memberikan porsi yang
cukup untuk mengembangkan bisnis kuliner dalam konteks bagaimana mereka bisa
mendesain dan menyediakan anggaran.
Disinilah entrepreneur dituntut untuk bisa
menyediakan working capital atau modal kerja untuk keperluan bisnis kuliner dan
kebutuhan dalam beberapa bulankedepan. Minimal entrepreneur menyediakan anggara
untuk enam bulan kedepan sehingga kebutuhan para entrepreneur dalam mengelola
bisnis kuliner dapat terpenuhi. Banyak hal yang dapat dipahami oleh
entrepreneur ketika menjalankan berbagai aktivitas bisnis kuliner tersebut.
Pengelolaan working capital berawal dari
anggaran yang dibuat untuk memberikan
gambaran bagaimana kebutuhan keuangan untuk jangka waktu satu bulan sampai
dengan satu tahun. Anggaran penting bagi setiap pebisnis kuliner dalam
berbisnis dan menjamin kelangsungan bisnis tersebut untuk dapat memberikan
value kepada pemegang saham, karyawan serta konsumen serta pemerintah.
Setelah itu, barulah entrepreneur diharapkan bisa
menyediakan anggaran ataumodal kerja untuk keperluan proses bisnis setiap hari
yang dijalankan entrepreneur. Hal ini berhubungan dengan bagaimana keuangan itu
ada dan dimanfaatkan untuk keperluan setiap entrepreneur dalam berbisnis. Harus
ada maksudnya adalah minimal 25 persen dari kebutuhan bisnis setiap
entrepreneur dalam menjalankan aktivitas setiap harinya.
Tentu akan ada dana yang berputar sehingga
didapatkan bagaimana proses bisnis para entrepreneur dapat berjalan dengan
baik. Tidak harus setiap saat dana besar dalam rekening entrepreneur, tetapi,
cukup untuk modal kerja sesuai dengan kebutuhan entrepreneur untuk membeli
bahan baku, membeli keperluan sehari-hari dalam proses bisnis. Itu saja sudah
cukup. Sejatinya entrepreneur bisa focus pada modal kerja tersebut.
Tulisan ada di www.ayamdower.com