Dua hari kemaren benar-benar memberikan informasi yang luar biasa bagi entrepreneur kalau memperhatikan lingkungan makro ekonomi bangsa i...
Dua hari kemaren benar-benar
memberikan informasi yang luar biasa bagi entrepreneur kalau memperhatikan
lingkungan makro ekonomi bangsa ini. Lingkungan yang pastinya sangat menentukan
keberlangsungan bisnis para entrepreneur dalam mencapai tujuan mereka yaitu
profit, people, planet, sustainability serta bisnis yang terus tumbuh dan
berkembang dari skala mikro, kecil, menengah dan besar.
Tentu bukan suatu hal yang biasa
ketika seorang entrepreneur dihadapkan kepada perubahan lingkungan bisnis yang
begitu cepat, tidak bisa di control, merupakan suatu kepastian serta mengalami
turbulensi yang begitu tinggi. Karena ini merupakan suatu fakta yang tidak bisa
dielakkan oleh setiap entrepreneur.
Lihat saja makro ekonomi bangsa
ini, nilai tukar rupiah terhada dolar yang sudah mencapai Rp. 13.460/dolar,
nilai terendah sejak tahun 1998 yang pernah mengalami krisis ekonomi yang
mencapai Rp. 16.500/dolar. Tentu kondisi ini akan membuat bisnis para
entrepreneur akan terpengaruh dari aspek business process, mulai dari supplier,
input, process, output serta consumer.
Bagaimana dengan inflasi? Data
yang tidak kalah penting inflasi yang sudha mencapai 7% tentu membuat harga
barang-barang semakin meningkat dan akan berpengaruh pada dua pihak, yaitu
perusahaan itu sendiri dalam bentuk business process serta konsumen yang
pastinya memiliki daya beli yang lebiih rendah.
Tidak kalah penting adalah
pertumbuhan ekonomi yang pada awalnya diprediksi diatas 6%, akan tetapi,
sekarang diturunkan oleh pemerintah menjadi 4-5%. Tentu hal ini menggambarkan
bagaimana tingkat konsumsi masyarakat yang menurun, tingkat perdagangan yang
menurun. Meskipunpemerintah menyatakan pada semester kedua ini akan terjadi
pertumbuhan ekonomi karena pembangunan infrastruktur akan berjalan di semester
kedua.
Akan tetapi, bagaimana dengan
entrepreneur? Apakah bisa menunggu semester kedua? Tentu hal ini menjadi sebuah
tanda Tanya yang jawabannya masih belum jelas. Sebagai seorang entrepreneur,
sekali lagi, ini adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi. Bukannya di
hindari karena kedepannya tantangan semakin berat dengan pemberlakuan pasar
bebas ASEAN tanggal 31 Desember 2015.
So, apa yang harus diperbuat?
Sebagai entrepreneur, tentu sudah sepatutnya untuk menyadari tantangan ini. Hal
mendasar yang harus ditingkatkan adalah entrepreneurial mindset dan
organizational capability. Kedua hal ini sangat memegang peranan penting untuk
diri dan bisnis entrepreneur sebelum memanfaatkan setiap peluang dan sumber
daya dari lingkungan eksternal.
Entrepreneurial mindset bukan
semata-mata cara berfikir seorang entrepreneur, akan tetapi bagaimana
entrepreneur mampu mengembangkan pemikiran untuk mencari peluang, menganalisis
peluang, memutuskan untuk mengambil peluang, mengeksekusi peluang dan
mengintegrasikan seluruh sumber daya untuk merubah peluang tersebut menjadi
bisnis. Ini penting karena semakin sedikit peluang dari kondisi makro ekonomi.
Kedua adalah meningkatkan
kapabilitas organisasi bisnis setiap entrepreneur. Kapabilitas bicara
pengetahuan dan kemampuan setiap entrepreneur dalam mengelola keuangan
perusahaan, pemasaran, operasi, sumber daya manusia dan IT. Adapun yang
bersifat soft adalah meningkatkan pengetahuan tentang managerial, leadership,
decision making, komunikasi, team work, networking dan motivasi.
Hal ini penting untuk membuat
bisnis setiap entrepreneur semakin tangguh menghadapi perubahan lingkungan dan
tantangan kedepan. Barulah memanfaatkan modal sosial yang ada dimasyarakat
dengan melakukan networking dengan para akademisi, pelaku bisnis, pemerintah,
komunitas, perbankan dan media. Mereka akan memberikan value kepada
entrepreneur…
Bagaimana dengan anda? Hmmm..
Tulisan ada di www.strategidanbisnis.com