Beberapa waktu lalu, saya sempat menghadiri pelatihan entrepreneurship kepada anak muda, para pengusaha yang b...
Beberapa waktu lalu, saya sempat menghadiri pelatihan
entrepreneurship kepada anak muda, para pengusaha yang berasal dari berbagai
kota dan kabupaten di Jawa Barat dalam program Wirausaha Baru Jawa Barat.
Memang waktu yang diberikan kepada saya hanya dua sesi, dan membahas tentang
konsep entrepreneurship dan bagaimana mereka mengembangkan bisnis.
Akan tetapi, meskipun mereka sudah menjalankan bisnis
dan mengikuti program Wirausaha baru Jawa Barat adalah bagian dari pengembangan
bisnis mereka, saya menemukan bahwa mereka sangat lemah dalam mental untuk
menjadi juara dalam bisnis yang mereka jalankan. Hmmmmmm… saya sangat kaget
dengan fakta yang saya temukan tersebut. Tidak hanya dari ucapan saja, akan
tetapi, dari aspek gambaran aktivitas bisnis nya juga.
Temuan yang luar biasa “mengejutkan” karena sungguh
menyedihkan karena akhir tahun ini, Indonesia akan memberlakukan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) tepatnya tanggal 31 Desember 2015. Berdasarkan pengamatan
saya, entrepreneur muda di negara-negara ASEAN sudah mempersiapkan berbagai hal
untuk menggapai kesuksesan bisnis. Mereka sudah belajar bahasa Indonesia,
mempersiapkan produk berkualitas, mengenal lebih dalam perilaku konsumen dan lain-lain.
Tentu bertolak belakang dengan apa yang dimiliki oleh
teman-teman entrepreneur di Jabar. Saya
langsung memberikan ilustrasi kepada teman-teman entrepreneur yang mengikuti
pelatihan. Pernyataan dari Jack Welch, mantan CEO General Electric, pernah
menyatakan konsep dirinya dalam berbisnis yaitu Menjadi nomor satu, atau nomor
dua atau tidak sama sekali….
Inilah pernyataan yang sangat mengagumkan dari seorang
CEO yang mampu memimpin perusahaan selama 20 tahun dan berhasil menempatkan GE
menjadi perusahaan global yang sukses. Inilah yang menjadi dasar saya
memberikan sharing kepada teman-teman entrepreneur muda, yang sejatinya seorang
entrepreneur harus mampu menjadi juara atau dalam konteks menjadi competitive
advantage dalam lingkungan bisnis yang sudah mengalami hypercompetition.
Kalau dicermati, memang iya, bahwa seorang juara
sejati itu dia akan menempati posisi pertama atau yang kedua dan saya juga
merasakan bahwa ketiak entrepreneur memiliki mindset seperti itu, seluruh
sumber daya dalam diri entrepreneur dan juga sumber daya dalam perusahaan serta
bahkan sumber daya dari ekternal perusahaan juga diarahkan untuk mencapai
posisi juara ini.
Mindet ini perlu dimiliki oleh setiap entrepreneur
dalam berbisnis dalam kerangka mereka ingin memiliki competitive advantage.
Yang kedua adalah bagaimana setiap entrepreneur harus fokus dalam bisnis untuk
mencapai sukses. Jangan pernah melakukan dua hal yang berbeda karena itu
membuat tidak fokus. Hasilnya? Tentu tidak akan optimal.
Ketiga adalah bagaimana entrepreneur fokus
meningkatkan kapabilitas organisasi mereka, khususnya yang berhubungan dengan
keuangan, pemasaran, operasi dan sumber day amanusia. Kapabilitas ini
berhubungan dengan knowledge dan skill yang memang menjadi faktor penentu dlaam
pengelolaan sumber daya dalam perusahaan tersebut.
Harapannya, dengan fokus tadi juga akan memiliki
distinctive capabilitiy yang berbeda dengan pesaing sehingga mampu memberikan kualitas
perusahaan yang lebih unggul. Oleh karena itu, entrepreneur harus terus belajar
tentang manajemen untuk perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan
entrepreneur itu akan membutuhkan manajemen ketika ingin tumbuh besar. Jadi,
relevan sekali dengan kegiatan pelatihan dan pendampingan yang diikuti oleh
wirausaha dalam bisnis mereka di program WUB tersebut.
So, saatnya kembali ke fokus inti, dengan membuat
bisnis menjadi nomor satu, atau nomor dua, atau tidak sama sekali… SALAM JUARA…
Tulisan ada di www.juaranews.com