Kemaren sore, saya berkesempatan untuk memberikan sebuah ceramah dalam suatu kelas yang dihadiri oleh para pengusaha muda. Kelas yang sej...
Kemaren sore, saya
berkesempatan untuk memberikan sebuah ceramah dalam suatu kelas yang dihadiri
oleh para pengusaha muda. Kelas yang sejatinya membahas tentang bagaimana
seorang entrepreneur harus bisa memberikan keunggulan bersaing dalam bisnisnya
karena tingginya tingkat persaingan yang membuat setiap entrepreneur harus bisa
membuat bisnis mereka memberikan kinerja yang unggul. Persaingan memaksa mereka
untuk menjadi juara.
Apabila kondisi ini
tidak bisa diikuti oleh setiap wirausaha, maka bisnis nya akan tinggal
kenangan… seperti lagu saja, he2x. akan tetapi, hal ini merupakan sebuah fakta
yang tidak bisa dipungkiri oleh setiap wirausaha ketika mereka akan membuat
bisnis bisa profit, people, planet, sustainability serta bisnis yang tumbuh dan
berkembang dari skala mikro, kecil, menengah dan besar yang pastiny amenjadi
tujuan dari setiap wirausaha dalam berbisnis.
Kondisi ini
mengingatkan saya kepada sebuah konsep yang selalu saya bahas dalam beberapa
kesempatan yaitu bagaimana sejatinya wirausaha itu harus mampu memberikan
superior bagi konsumen mereka masing-masing. Mungkin bagi sebagian orang hal
ini adalah terlalu tinggi atau mengada-ada, akan tetapi jelas harus
diperhatikan untuk bisa membuat bisnis
mereka bertahan dalam jangka panjang sembari memberikan value bagi jangka
pendek.
Superior value
berhubungan dengan bagaimana konsep nilai atau value yang diterima oleh setiap
konsumen dari para wirausaha. Nilai inilah yang diberli oleh setiap konsumen
saat ini dan bukannya sebuah produk. Hal ini relevan dengan apa yang terjadi
saat ini dimana banyak sekali produk yang diperjualbelikan oleh wirausaha.
Setiap produk memiliki perbedaan yang
relative sedikit, apalagi bila dilihat dari aspek kualitas produk dan yang
berhubungan dengan aspek tangible.
Tentu bila ini
terjadi, akan membuat wirausaha menjadi muda untuk ditiru oleh para pesaingnya.
Peniruan ini akan terasa sekali ketika setiap produk yang ditawarkan kepada
konsumen memiliki karakteristik yang sama dan saling berhubungan. Pastinya,
mereka juga menggunakan konsep ATM atau amati, tiru dan motidifikasi terhadap
produk yang mereka lihat, dengar, rasakan, cicipi ataupun dicium. Itu khusus
untuk produk yang berhubungan dengan makanan.
Konsep nilai ini
dilihat dari perbandingan antara benefit dengan cost atau juga perbandingan
antara benefit dengan resiko. Benefit yang dirasakan itu berhubungan dengan
produk, orang, jasa dan juga image yang melekat pada produk tersebut. Tentu
yang dicari oleh konsumen adalah benefit yang paling optimal dari produk yang
ditawarkan entrepreneur. Kemudian, benefit dibandingkan dengan biaya yang
terkait dengan uang, pengorbanan waktu, pengorbanan energy dan juga pengorbanan
psikologi.
Oleh karena itu, yang
diupayakan adalah bagaimana nilai yang diterima oleh konsumen harus lebih baik
dibandingkan dengan konsumen dimana nilai itu dianggap superior ketika memang
benar-benar diatas yang diberikan oleh pesaing. Disinilah seorang wirausaha
perlu memantau terus need, want dan demand konsumen yang selalu berubah. Hal
ini menjadi sebuah kepastian karena karakter utamanya membang selalu berubah.
Kemudian, lihat juga
strategi dan program yang dijalankan
oleh pesaing dalam memberikan value itu sendiri sehingga menjadi acuan dalam
membuat produk yang ditawarkan kepada konsumen. Selanjutnya, barulah dibuat
sebuah nilai yang pastinya harus lebih baik dibandingkan dengan pesaing.. SALAM
JUARA
Tulisan ada di www.juaranews.com