Selamat tahun tahun baru, begitulah teman-teman saya banyak mengucapkan ketika tepat jam 00.00 WIB pada rabu malam dimana telah berubah...
Selamat tahun tahun baru, begitulah teman-teman
saya banyak mengucapkan ketika tepat jam 00.00 WIB pada rabu malam dimana telah
berubah waktu dari tahun 2014 ke tahun 2015. Gegap gumpita di mana-mana, meskipun
banyak yang berharap jangan terlalu meriah di malam tahun baru karena banyak
duka yang sedang dirasakan oleh masyarakat di Bandung Selatan, di Garut, di
Banjar Negara dan bahkan secara nasional trategi Air Asia QZ501 yang jatuh dan
belum ditemukan badan pesawatnya.
Akan tetapi, tetap saja kemeriahan terjadi di
malam tahun baru. Memang tidak ada larangan untuk tidak merayakannya, tetapi,
bagi wirausaha atau entrepreneur, sudahkah menyadari betapa banyaknya tantangan
yang akan dihadapi di tahun ini? Pertanyaan yang sederhana, akan tetapi, harus
dijawab dengan hati-hati dengan analisis yang tajam.
Selamat datang tahun 2015.
Kemaren saya membaca sebuah tulisan teman di
salah satu social media yang membahas tentang kondisi yang dihadapi di tahun
ini akan semakin berat. Emang gitu? Setelah saya amati, saya menjadi setuju
dengan pernyataannya. Hal ini menjadi tantangan bagi wirausaha untuk
menjalankan sukses, apalagi mencapai keunggulan bersaing. Bisa jadi kalau tidak
hati-hati, daya saing bisnis kita akan semakin rendah sementara, akhir tahun,
akan diberlakukan pasar bebas ASEAN.
Tantangannya adalah pertama, “penurunan” premium
awal tahun ataupun solar yang nantinya akan mengikuti harga minyak dunia adalah
kondisi yang harus disikapi dengan hati-hati oleh wirausaha. Memang secara
nominal harga premium sudah diturunkan dari Rp. 8500 menjadi Rp. 7600 dan Solar
dari Rp. 7500 menjadi Rp. 7250. Akan tetapi, kita perlu mencermati bahwa
setelah itu, harga BBM tersebut akan mengikuti harga pasar karena premium tidak
disubsidi lagi.
Hal lainnya yang tidak bisa ditolak adalah
kondisi dimana di Negara ini ketika harga barang-barang sudah naik akibat
kenaikan BBM, tidak akan bisa turun harga barang tersebut meskipun BBM
diturunkan. Waduh…. Kenapa ini? Jawaban dari pengusaha yang bisa jadi menjadi
supplier bagi bisnis milik wirausaha bahwa harga-harga yang lain tidak turun.
Kedua, kenaikan harga gas 12kg yang terjadi saat
ini harus menjadi perhatian entrepreneur karena sebagian besar bisnis
entrepreneur berskala mikro dan kecil. Ada satu kondisi paradox yang menjadi
bahan candaan bagi teman-teman yaitu ketika BBM turun, harga gas naik…… waduh,
bagaimana ini? Beban operasional perusahaan tetap menjadi tinggi.
Ketiga, kenaikan tariff dasar listrik akan
menjadi beban yang luar biasa juga bagi wirausahan. Ini apalagi yang akan
terjadi kalau benar-benar harga dasar listrik menjadi naik? Tentu akan semakin
tercekik wirausaha karena listrik menjadi sumber energy utama dalam menjalankan
aktivitas bisnis mereka.
Keempat, tuntutan karyawan akan kenaikan gaji
yang disampaikan oleh teman-teman karyawan yang pastin berdampak kepada
karyawan perusahaan milik wirausaha juga. Teman-teman karyawan menuntut
kenaikan upah minimum yang harus dibayarkan oleh pengusaha kepada mereka.
dengan banyak komponen untuk batas minimum kebutuhan hidup, semakin tinggi pula
upah yang harus mereka dapatkan. Tentu hal ini menjadi tambahan biaya kepada
pengusaha.
Kelima, temuan yang cukup mengagetkan di
wirausaha adalah bagaimana sikap dan perilaku pengawai mereka dalam bekerja.
Perilaku yang bagi saya bertolak belakang dengan tuntutan gaji karena sikap
bekerjanya yang tidak professional dan produktivitas yang rendah. Tantangan
bagi wirausaha ketika produksi dari segi kualitas dan kuantitas yang harus
ditingkatkan, tetapi tidak bisa diikuti oleh karyawan.
Ketujuh, nilai mata uang rupiah terhadap dolar
yang masih bergejolak. Pelemahan mata uang akan berdampak positif bagi
wirausaha yang melakukan bisnis untuk ekspor karena akan meningkatkan “daya
saing” produk mereka di pasar ekspor. Akan tetapi, sebaliknya, ketika melakukan
impor akan biaya semakin tinggi.
Inilah yang menjadi tantangan wirausaha tahun
ini dan oleh karena itu, perlu melakukan analisis dengan hati-hati dan
meningkatkan kreativitas dan inolvasi sehingga dapat membuat proses bisnis yang
semakin efisien dan melakukan cost control atas seluruh aktivitas keuangan,
pemasaran, operasi dan sumber daya manusia.
Oleh Meriza Hendri
Tulisan di Koran Bisnis Bandung