Rasanya, tulisan ini menjadi tulisan yang kedua membahas tentang potensi bisnis yang harus dioptimasi oleh setiap wirausaha dalam mengh...
Rasanya, tulisan ini
menjadi tulisan yang kedua membahas tentang potensi bisnis yang harus
dioptimasi oleh setiap wirausaha dalam menghadapi tantangan yang luar biasa
dari lingkungan bisnis yang di tahun 2015 ini semakin berubah, tidak pasti dan
mengalami turbulensi. Tulisan minggu lalu membahas bagaimana tantangan di tahun
2015 berupa kenaikan Bahan Bakar Minyak, meskipun di awal tahun dinyatakan
turun dan bahkan direncanakan bulan ini atau bulan depan turun lagi.
Padahal,
minyak itu akan mengikuti harga pasar…..Tantangan lainnya,
kenaikan Gas Elpiji yang banyak sekali dimanfaatkan oleh pelaku usaha, kenaikan
tarif dasar listrik yang pastinya akan berpengaruh kepada sebagian besar
wirausaha di Jabar karena listri menjadi sumber energi utama, kenaikan bahan
baku, kenaikan biaya transportasi, kenaikan biaya tol, inflasi yang semakin
meningkat serta nilai dolar terhadap rupiah yang semakin meningkat dan bahkan
tantangan pembukaan pasar yang luar biasa oleh pemerintah ke negeri ini dimana
pelaku usaha dari berbagai negera akan semakin mudah masuk ke Indonesia.
FOkus pada modal
sosial eksternal
Tantangan tersebut
tidak boleh dianggap mudah dan harus benar-benar dipersiapkan diri
menghadapinya dan bahkan harus diambil peluang agar bisa memberikan kontribusi
optimal kepada bisnis masing-masing. Modal sosial eksternal ini seringkali
kurang diperhatikan oleh banyak wirausaha untuk mengoptimasi bisnis yang
pastinya diharapkan dapat meningkatkan pencapaian tujuan bisnis itu sendiri.
Modal sosial
eksternal yang dimaksud adalah bagaimana wirausaha memanfaatkan networking atau
jaringan bisnis yang ada disekitar diri mereka masing-masing. Dalam konteks
ini, saya membaginya menjadi konsep ABG. Wirausaha perlu memanfaatkan modal sosial
pertama yaitu akademisi. Wirausaha membutuhkan konsep-konsep bisnis yang
terbaru agar bisa menjalankan bisnis dengan baik. Akademisi ini adalah kelompok
di masyarakat yang mengabdikan diri mereka untuk pengembangan pengetahuan, dan
bagi bisnis, mereka adalah guru dan dosen yang berhubungan dengan bisnis dan
manajemen.
Perlu dipahami juga
bahwa disisi lain, akademisi juga membutuhkan wirausaha untuk pengembangan
konsep bisnis dan manajemen yang mereka kembangkan di sekolah ataupun di
kampus. Penelitian dan pengadian masyarakat menjadi salah satu alasan kenapa
akademisi juga membutuhkan wirausaha untuk dikembangkan. Kalau secara mendalam,
dapat dilihat bahwa terjadi mutual benefit antara wirausaha dan akademisi.
Modal inilah yang harus dimanfaatkan secara stratejik oleh wirausaha. Perubahan
lingkungan bisnis dapat diantisipasi dengan konsep dan model bisnis yang
dimiliki para akademisi.
Modal eksternal kedua
adalah para pelaku bisnis. Mereka bisa saja entrepreneur yang juga sudah sukses
dan juga perbankan yang juga memiliki kepentingan kepada wirausaha.
Entrepreneur yang sudah berpengalaman membutuhkan wirausaha baru untuk
dikembangkan, apalagi yang berhubungan dengan program CSR dan juga yang
bersifat stratejik bagi perbankan dengan pemberian kredit kepada wirausaha.
Adanya kepentingan bisnis dalam hubungan antara entrepreneur dan perbankan
dengan pelaku bisnis.
Sebaliknya, wirausaha
baru membutuhkan perbankan dan pelaku bisnis yang sukses untuk pendanaan usaha
dan juga sharing pengetahuan dan pengalaman selain peluang bisnis yang bisa
disinergikan diantara kedua belah pihak. Meskipun terjadi perubahan lingkungan
bisnis, akan tetapi, wirausaha masih bisa mengantisipasinya dengan memanfaatkan
pengetahuan dan pengalaman serta pembinaan dari pelaku bisnis dan perbankan.
Yang ketiga adalah
pemerintah yang memiliki kepentingan bagaimana wirausaha berkembang dalam
bisnis mereka karena nantinya akan berkontribusi kepada pemerintah juga dalam
bentuk pembukaan lapangan pekerjaan, peningkatkan pendapatan asli daerah,
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan lain-lain. Hal ini perlu disadari oleh
setiap wirausaha untuk bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menghadapi
perubahan lingkungan bisnis.
Pemerintah adalah
pihak yang berperan sebagai regulator dan dapat mempengaruhi secara signifikan
kebijakan yang ada di negeri ini yang menyebabkan perubahan lingkungan bisnis
di atas. Oleh karena itu, wirausaha perlu menyadari bahwa perubahan lingkungan
bisnis tidak bisa dirubah dan dibutuhkan optimasi modal sosial eksternal….
Tulisan ada di Koran Bisnis Bandung, 15 Januari 2015