Tulisan ini adalah press conference Sabtu, 30 Januari 2010 TEUKU UMAR,(GM)- Meski jumlah mahasiswa yang berwirausaha meningkat,...
Tulisan ini adalah press conference
Sabtu, 30 Januari 2010
TEUKU UMAR,(GM)-
Meski jumlah mahasiswa yang berwirausaha meningkat, namun sebagian besar belum menggunakan teknologi. Jenis usaha yang dikembangkan dan digeluti baru terbatas pada penjualan produk dan makanan. Padahal bidang yang memiliki nilai tambah ekonomis adalah bidang yang menerapkan teknologi dalam kegiatannya seperti industri kreatif.
Menurut Wakil Ketua Widyatama Entrepreneur Community, Meriza Hendri, kepada wartawan di Jln. Teuku Umar Bandung, Rabu (27/1), dalam satu kelas di Universitas Widyatama (Utama) yang berjumlah 40 orang, kurang lebih lima sampai sepuluh orang kini sedang merintis wirausaha. "Tidak hanya itu, setiap kali pelaksanaan seminar entrepreneurship selalu ada mahasiswa yang berani buka usaha," katanya.
Hal itu, katanya, salah satunya merupakan efek dari gencarnya pendidikan kewirausahaan yang masuk ke kampus akhir-akhir ini. Namun, rata-rata jenis usaha yang dikembangkan para mahasiswa masih sederhana dan seragam, yakni penjualan produk jasa seperti penjualan pulsa dan makanan. "Kurang ada sentuhan teknologi. Padahal bidang yang memiliki nilai tambah ekonomis adalah bidang yang menerapkan teknologi dalam kegiatannya seperti industri kreatif," ujarnya.
Kondisi itu, lanjutnya, tidak jauh berbeda dengan kegiatan usaha kecil dan menengah (UKM) yang dilakukan di masyarakat umum. Dari penelitian yang dilakukan secara pribadi tersebut mengakibatkan produk UKM kalah dari produk Cina.
"Produk UKM disertai kemampuan kita sebetulnya tidak kalah dengan Cina. Namun, sentuhan dan minimnya penerapan teknologi dalam pembangunan ekonomi membuat daya saing produk Indonesia lebih rendah dibanding Cina yang menghasilkan produk yang murah, mudah, dan cepat," katanya.
Meski demikian, langkah itu sudah membawa hasil atas gencarnya pendidikan wirausaha di kampus. "Secara global memang belum berpengaruh terhadap jumlah entrepreneur di Indonesia, namun hal itu dapat dikatakan baik. Sebab, dari tahun ke tahun angka ini terus bertambah," ungkapnya.
Seminar nasional Techno-Economy
Meriza juga mengatakan, dengan latar belakang perkembangan teknologi yang memengaruhi kegiatan perekonomian bangsa, maka Utama akan menyelenggarakan seminar nasional dengan tema "Techno-economy dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia" pada 25 Februari mendatang. Rencananya, kegiatan yang bertempat di kampus Utama di Jln. Cikutra itu antara lain akan diisi Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), M. Nuh (keynote speaker), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Prof. Ina Primiana, dan Prof. Hora Citra (Guang Zho). (B.107)**
Tulisan ini dapat dilihat pada: http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20100130084620&idkolom=opinipendidikan