Tulisan ini juga di upload di dosenkreatif@groups.facebook.com Pertanyaan itu seringkali muncul dibenak saya ketika melihat bagaiaman...
Tulisan ini juga di upload di dosenkreatif@groups.facebook.com
Pertanyaan itu seringkali muncul dibenak saya ketika melihat bagaiamana kondisi proses belajar mengajar di negara ini pada tingkat perguruan tinggi.
Kenapa saya tergerak menulis ini? Karena saya baru sampai dikampus dan masih duduk dimobil di parkiran melihat jadwal mengajar di semester ini.
Melalui tulisan singkat ini saya tergelitik untuk membahasnya. Banyak sekali dosen sebagai pendidik yang memilih sebagai dosen karena "tidak ada" pikihan pekerjaan sehingga alternatifnya adalah menjadi dosen.
Jujur saja, hal ini memang saya alami juga waktu diawal dulu menjadi dosen diajak oleh teman, saudara saya yaitu iwan ridwansyah.meskipun saya dulu sambil menjalankan usaha, saya mencoba tetap mengajar, tetapi saya rasakan dulu mengajar sebagai pemenuhan untuk kebutuhan akan finansial yang bahasanya mentor saya, pak Djadja kebutuhan itu adalah untuk profit, bukannya benefit.
Rasanya berbeda sekali karena orientasinya adalah mengajar untuk mencari uang. Hal ini membuat saya mengajar saja dan mengerjakan kegiatan rutinitas dikampus membantu prodi untuk akreditasi D3.
Rendah sekali kreativitas saya dalam mengajar mahasiswa. Hanya mendasarkan pada buku dan tidak mengembangkannya pada aspek lainnya yang berhubungan dengan kreativitas.
Seiring berjalannya waktu, pelatihan, workshop dan riset yang saya lakukan serta sharing dengan beberapa profesor di Widyatama dan Unpad serta UPI, saya banyak mendapatkan pandangan baru tentang seorabg dosen. Apalagi di dorong oleh coach Djadja.
Pandangan baru itu adalah dosen sebagai profesi dan bukannya pilihan akhir untuk bekerja. Sebagai profesi, dosen dituntut untuk profesional dalam mengajar dan bahkan lebih dalam lagi sebagai pendidik.
Persepsi dosen sebagai profesi ini membuka mata saya bagaimana saat ini tidak berorientasi uang, tetapi orientasi mendidik. Dampaknya adalah mengajar menjadi senang dan ide-ide keluar dalam memberikan materi yang didukung oleh metode penyampaian dan media ajar. Alhamdulillah... Terima kasih bagi profesor dan coach Djadja yang telah memberikan pandangan yang sangat berarti dalam mengajar.
Pada akhirnya, menjadi dosen adalah profesi dan saat ini dituntut memjadi dosen yang profesional dimana memiliki passion yang kuat sebagai dosen, tahu dan menjalankan tugas sebagai dosen secara baik, dan lain-lain. Yang paling penting menurut saya adalah TERUS BELAJAR agar menjadi dosen yang penuh ide dalam mendidik...be a creative lecturer...
Powered by Telkomsel BlackBerry®