Oleh; Meriza Hendri, Bisnis dipahami berbeda juga oleh para pebisnis, apakah mereka sebagai pengusaha ataupun mereka sebagai karyawan ...
Oleh; Meriza Hendri,
Bisnis dipahami berbeda juga oleh para pebisnis, apakah mereka sebagai pengusaha ataupun mereka sebagai karyawan dalam satu perusahaan. Temuan ini saya dapatkan dari pelatihan-pelatihan tentang bisnis dan manajemen yang saya berikan kepada para pegawai ataupun pengusaha.
Hampir sama dengan pendapat sebelumnya bahwa bisnis tersebut hanya dimaknai sebagai kegiatan berdagang dan mencari keuntungan. Akibatnya bagi pengusaha atau pebisnis adalalah pemahaman yanhg terbatas dan berdampak pada konsep dan perilaku mereka terhadap bisnis mereka. Timbullah sikap yanh hanya mengutamakan pemasaran, tapi melupakan keuangan yang amburadul, dimana keuangan tidak dicatat dengan baik sehingga tidak jelas kondisi perusahaan untunhg atau rugi.
Dampak lainnya adalah seringkali karyawan dijadikan "budak" bagi pengusaha dengan memberikan beban kerja yang sangat tinggi dengan tidak memperhatikan kompensasi ataupun kesejahteraan, karir dan lain-lain. Akibatnya karyawan menjadi demotivasi. Bahkan perusahaan banyak yang kehilangan karyawan yang potensial bagi perusahaan. Bagi mereka, masih memegang konsep mati satu tumbuh seribu. Artinya, bila ada satu karyawan yang keluar, masih ada seribu orang yang siap menggantikan. Akan tetapi, manajemen perusahaan lupa bahwa orang naru ini harus dilatih lagi agar memiliki knowledge, skill dan attitude yang sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh perusahaan. Hal ini akan membutuhkan biaya atau cost yang tidak sedikit. Aplagi kalau mantan karyawan tersebut pindah ke perusahaan pesain, tentulah akan membuat daya saing atau competitiveness perusahaan menjadi turun. Hati-hati bagi perusahaan tersebut. Perlu diingat bahwa karyawan adalah salah satu sumber keunggulan bersaing perusahaan saat ini.
Tulisan selanjutnya ada dibagian 3
Powered by Telkomsel BlackBerry®